Jangan mau masuk SMA Sevit Bandung, kalau elo enggak berani ngadepin galaknya kakak-kakak kelas. Baru MOS aja, mereka udah menunjukkan taringnya! Enggak percaya? Aluna harus mengalaminya pada detik pertama ikutan MOS. Boro-boro Aluna tabrakan dengan cowok ganteng yang ujung-ujungnya jadian, dia malah tabrakan dengan Ketua MOS galak, yang mergokin Aluna datang terlambat! Mampus, deh Aluna. Enggak heran dia dihukum keliling lapangan di depan semua peserta lain. Emang tega banget senior-senior di Sevit, sampai-sampai ada peserta MOS yang berusaha kabur. Yang pasti, Aluna benci banget sama, Nakula, Ketua MOS yang sok dan iriiit banget ngomongnya, emang ngomong doang pake kuota? Nyebelin, deh. Mentang-mentang ganteng, enggak berarti Aluna bakal diam aja. Setiap ada kesempatan, Aluna bakal berdiri dan menentang sang Ketua MOS. Tapi masalahnya, apa yang harus Aluna lakukan ketika dia mendadak jadi satu-satunya junior yang tahu sisi gelap si Ketua MOS, yang bahkan teman-temannya pun enggak tahu? Perlukah Aluna berempati dan memaklumi kekejamannya?