Rasa cinta dan benci menjadi sama ketika seorang manusia theomorfis berkata kata dengan tulisan aforistik.
Menjadi manusia theomorfis bukanlah pilihan , tetapi bentukan dari komitmen kesendiriannya.
Manusia yang berharap akan keyakinan yang berada di kepalanya. Yang belum tentu disukai oleh kepala orang orang.
Buku ini berisikan sebuah kata kata aforistik , terinspirasi oleh realitas fana, sampai mata bingung mau membaca apa.
Menulis adalah keajaiban yang dianugrahkan tuhan kepada manusia, selain waktu, kata adalah
jawaban dari keabsurdan kehidupan.