Salah satu jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut adalah mempelajari maḥfūẓāt sebagai sandaran berperilaku.
Maḥfūẓāt merupakan satu kata yang tidak asing bagi seorang penghuni penjara suci alias santri. Ia dipelajari dan dipahami begitu saja oleh para santri tanpa mengkritisinya. Walaupun mereka sering membongkar habis kata-kata Arab lainnya, baik secara ṣarfīy maupun naḥwy, namun kata maḥfūẓāt sendiri hanya dipahami sebagai kata-kata mutiara atau peribahasa Arab yang dapat dijadikan sebagai falsafah hidup. Padahal secara terminologi maḥfūẓāt merupakan derifasi dari kata ḥafiẓa – yaḥfaẓu (menghafal) – ḥifẓan (hafalan) - - - maḥfūẓan/maḥfūẓatan) yang bermakna sesuatu yang dihafal, dan bentuk jamaknya adalah maḥfūẓātan.
Oleh sebab itu, tidaklah mengherankan jika dalam praktikinya di dayah/pesantren diwajibkan bagi santri untuk menghafalkan setiap kata mutiara yang telah diajarkan kepada santri, “tafham am laa, al-muhim iḥfaẓ” [paham atau enggak paham, yang penting kamu harus hafal]. Begitulah kira-kira pesan yang melekat dalam pikiran santri.
Di pesantren modern, sebelum booming hafalan Alquran, santri selain diwajibkan mendalami ayat-ayat Alquran dan hadis, juga diwajibkan mengenal bahkan menghafal bait-bait yang dipetik dari ayat-ayat Alquran, hadis-hadis Nabi, dan syair-syair Arab. Hafalan tersebut akhirnya lebih dikenal dengan sebutan “Maḥfūẓāt”, padahal lebih tepatnya disebut Qaul al-Hikmah (Kata Bijak), atau dalam bahasa inggrisnya wisdom
Namun demikian, menariknya ternyata setelah sekian lama meninggalkan “Penjara Suci”, mereka bukan saja pandai mengaplikasikannya dalam mengarungi kehidupan, melampaui itu mereka juga sangat lihai menjelaskan kata-kata mutiara yang pernah dipelajari dengan mengaitkannya dengan pengalaman mereka dan fenomena kehidupan yang dilihatnnya. Oleh sebab itu, buku ini layak dijadikan sebagai satu bacaan inspiratif yang penuh dengan filosofi islami oleh setiap orang yang mendambakan petuah-petuah hidup agar terbebas dari permainan sia-sia kehidupan dunia.
Untuk lebih mudah memahami buku ini, setiap tulisannya disertai dengan satu karikatur, yang merupakan karya seorang alumi penjara suci juga.
Selanjutnya struktur kumpulan tulisannya dibagi kepada empat bagian. Bagian pertama diberi judul “Ilmu Adalah Cahaya, bagian kedua diberi judul “Diam Adalah Kunci Damai.” Sementara bagian ketiga dan keempat masing-masing diberi judul “Sukses itu Berbagi” dan “Memaknai Sunnatullah.”
Agus Salim Salabi lahir di Medan 23 Agustus 1975 dari pasangan Mas Rahim Salaby dan Rastayati Tarigan. Memulai pendidikan dasar di SD Negeri 104205 Tembung Deli Serdang. Melanjutkan pendidikan menengah (MTsS & MAS) di Pesantren Darularafah 1988-1994. Adapun pendidikan tinggi ditempuh pada STAI Darularafah 2000. Melanjutkan pendidikan S.2 di PPs IAIN Sumatera Utara 2010-2013 (sekarang UIN). Menikah dengan Dewi Astuti dan dikaruniai 3 orang anak (Khalis, Najib, Azkiya). Memulai pengabdian sebagai guru di Pesantren Misbahul Ulum Lhokseumawe (1994-1996) dan Pesantren Darularafah Deli Serdang (1996-2007). Sejak 2007-2015 menjadi pendidik (Kepala Asrama/Guru bahasa Arab, Guru PAI/Kepala Sekolah di 3 Sekolah Sukma Bangsa Aceh (Lhokseumawe, Bireuen, Pidie). Tahun 2015 menjadi Dosen IAIN Lhokseumawe, dan saat ini (2017) sedang melanjutkan studi strata tiga sebagai awardee Kemenag RI pada Program Studi Manajemen Pendidikan Islam di IAIN Jember.
Sabarudin Simbolon, berdomosili di Lhokseumawe bertugas sebagai guru di SMA Negeri 5 Lhokseumawe. Sebelumnya mengajar di Pesantren Modern Jabal Rahmah Aceh Tengah 1996-1998, Pesantren Modern Al-Zahrah Bireuen 1999-2002, Pesantren Modern Misbahul Ulum Lhokseumawe 2003-2006. Dosen Luar Biasa STAIN Malikussaleh Lhokseumawe 2007-2011, Dosen Luar Biasa Unimal 2009 s.d sekarang. Sebelum ini telah menulis beberapa judul buku diantaranya Epistemologi Hukum Islam(bersama Sehat Sultoni Dalimunte), Aḍ-ḍiyā’ al-Lāmi’ (Kumpulan Pidato Bahasa Arab), dan Metode Kritik Hadis; Suatu Pendekatan Baru. Editor buku Berani Hidup Tak Takut Mati; Potret Kehidupan Santri (bersama Agus Salim Salabi).
Alumnus Darul Arafah 2001. Melanjutkan study di PM. Darussalam Gontor Ponorogo hingga 2005. Pernah menjadi pendidik di PM Gontor dan menamatkan S1 di UIN Ar-Raniry Banda Aceh serta menempuh S2 Ekonomi Islam dikampus yang sama. Pernah menjadi Dosen Entrepreneur di Kampus LP3I Banda Aceh. Buku yang pernah ditulis: “Santri Pewaris Negeri”, “Asyiknya Belajar Kaligrafi”, “Kamus Saku Regular Irregular”, “English Expression”, “Ketika Kata Jadi Mantra” Saat ini menetap di Banda Aceh sebagai Digital Entrepreneur dan Owner dari www.afkaribook.com