Pada pagi buta, 1 Oktober 1965 ibukota Jakarta dikejutkan oleh sebuah peristiwa yang kemudian berpengaruh besar terhadap perubahan politik di Indonesia. Peristiwa itu adalah berupa serangkaian penculikan dan tindakan pembunuhan terhadap enam jenderal dan satu perwira menengah dalam lingkungan TNI Angkatan Darat (AD). Pelaku gerakan itu adalah kesatuan pasukan yang menamakan diri sebagai “Gerakan 30 September” (G30S) dengan pimpinannya Letnan Kolonel Untung Samsuri. Dalam versi resmi, peristiwa itu didalangi oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) sehingga dalam penulisan atas peristiwa itu disebut sebagai “Peristiwa G30S/PKI”. Terlepas pada benar atau tidaknya versi resmi ini, perlu untuk diketahui beberapa hal yang telah terjadi sebelum peristiwa tragis itu meletus.