Dan sebagai seorang isteri, apa yang kamu rasakan dan apa yang akan kamu lakukan saat tahu bahwa sebelum menikah dengan dirimu, suamimu pernah berjanji untuk menikahi wanita lain, dan suamimu tidak dapat menepati janjinya tersebut karena dia telah memilih dirimu untuk menjadi pendamping hidupnya. Dan kamu mendengar bahwa wanita itu masih menanti suamimu dan terus mengharapkan kedatangan suamimu untuk menepati janjinya. Ia menjadi murung dan sering sakit-sakitan karena telah menaruh harapan pada suamimu namun suamimu tak kunjung jua menjemputnya. Sebagai seorang wanita kamu pasti bisa merasakan betapa sakitnya di khianati oleh seorang lelaki.
Bagaimana sikap dirimu atas kenyataan ini?
Bagaimana kamu mempertahankan rumah tangga yang baru saja dibina terhadap berbagai problematika yang muncul?
Baca kisah selengkapnya dalam novel "Berakhir Di Malaka"
Sebuah kisah tentang seseorang yang merasa telah di khianati..
Tentang janji yang tak di tepati..
Dan lama menanti…
“Suatu hal yang paling menyedihkan dalam hidup ini adalah ketika kamu bertemu dengan orang yang kamu sayangi dan memberi harapan padamu bahwasanya ia akan menikahimu. Lalu dia pergi dan tak pernah kembali. Sementara kamu terus menanti, menanti, dan menanti... namun ternyata penantianmu hanyalah untuk sebuah kesia-siaan. Ia telah menikah bersama orang lain.” Ucap Dinda Khumayrah dan raut wajah Puteri terlihat heran.
“Suamimu pernah mengirimkan sebuah puisi yang berisikan harapan ingin melamarku.”
"Jangan biarkan cinta membutakan kita... Allah Maha Mengetahui segala apa yang terbaik untuk hamba-Nya. Dia tidak akan memberikan segala apa yang kita minta namun Dia akan berikan yang kita butuhkan. Jodoh, rizki dan maut itu sudah tertulis di Lauful Mahfudz. La tahzan Ukhti. Aku menikah dengan Ridho sesungguhnya tiada cinta di hati kami berdua. Namun jika namanya dan namaku yang tertulis di Lauhul Mahfudz, maka Allah akan menumbuhkan rasa cinta di antara kami berdua.” Ucap Puteri. Dan air mata membasahi kedua pipinya.
“Jika suatu saat ada lelaki yang datang melamarmu, terimalah.. Mungkin dialah yang akan menjadi pelindung bagimu dan penghapus resah dan gundahmu.”
Aimin Embisa yang sebelumnya menggunakan nama pena “Imints Fasta” merupakan seorang penulis lepas di blog pribadinya yang kemudian menuliskan beberapa novel. Beberapa tulisannya sudah dimuat di media nasional dan memperoleh banyak pengunjung. Saat ini dirinya tengah mengembangkan konten yang bertemakan psikologika sesuai dengan jurusan di kuliahnya. Nah, untuk mengenalnya lebih dekat, dapat mengikuti beberapa sosialmedianya di bawah ini.
IG: @aiminluv, Twitter: @aiminluv, FB: @aiminluv