Entah mengapa, suara yang tak terlalu tinggi itu bisa meruntuhkan semangat yang telah aku kuatkan selama ini. Hentakannya terasa lebih berat dibandingkan dengan seluruh tanah hati tandus ini. Semakin aku mendekat, karismanya itu pun semakin membuatku luluh lantak tak berbentuk.
Ya...
Tentu aku tahu itu...
Aku memang tak pantas di sini...
“Ini ada titipan terakhir dari putri anda.”
Langkah ini pun aku mulai kembali, perlahan di antara mata-mata yang terus memandangiku dengan sinisnya. Mereka memang berhak melakukan itu, karena semua kesedihan di tempat ini, disebabkan oleh diriku, aku yang bodoh ini. Walaupun begitu, aku harus terus melangkah, semua ini memang bukan untukku, tapi untuk manusia suci yang tak terlibat dosa ayahnya ini.
Langsung saja aku sodorkan bayi yang masih tertidur dengan polosnya, tak ada raut kesedihan di sana. Sungguh aku sangat bahagia, karena ia akan tinggal, dirawat, dan dididik di tempat mulia ini. Aku juga tak menyangka, hari ini akan tiba, saat aku harus melepaskan kepergiannya.
Maafkan bapak dan ibumu ini, nak...
Karena tak mampu menjagamu...
Mendidikmu...
Merawatmu...
Hingga engkau beranjak dewasa...
لا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا
"Jangan engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita."
(QS At Taubah: 40)
teruslah berbuat baik, meski engkau selalu dijahati.
karena, ketika engkau ikut berbuat jahat...
hal itu hanya akan merugikan dirimu sendiri.
jika kejahatan itu terasa berat bagimu...
bersujud dan ingatlah...
Alloh selalu Bersama kita
tetap semangat, wahai sahabat
Contact:
Via WA only
085224018565