Tante Mila, Ibu Kostku yang Mungil: Kumpulan Cerita Romantis Dewasa Vol 112

· Lovely Story Publisher
4.0
6 reviews
Ebook
128
Pages
Eligible
Ratings and reviews aren’t verified  Learn More

About this ebook

Dapatkan free ebook sinopsis dan pratinjau judul kami lainnya di:

-> -> bit.ly/andini-citras <- <-

*

Keunggulan Ebook ini:

- Halaman Asli, tersedia header dengan judul bab

- Baca dengan keras, Menjadi audio book dengan dibacakan mesin berbahasa Indonesia

- Teks Mengalir, menyesuaikan ukuran layar

- Ukuran font dan jarak antar baris kalimat bisa diperbesar atau perkecil sesuai selera

- Bisa ganti jenis font

- Warna kertas/background bisa diubah menjadi Putih, Krem, dan Hitam

----------

Contents

Tante Mila, Ibu Kostku—1

Tante Mila, Ibu Kostku -2—25

Menemani Tiana yang Kesepian—43

Pengalaman Memijat Tante Mei -1—71

Pengalaman Memijat Tante Mei Penghibur - 2—93

Tante Mila, Ibu Kostku

Aku tersandar di sisi tempat tidur dan baru saja pulang dari kuliah. ada rasa lelah dan kantuk menyelimutiku, kulihat jam dinding sudah menunjukkan angka 6 sore. Tak ada yang ingin kulakukan selain melihat sekeliling ruang kamar kostku yang mungil ini.

Tak banyak yang ada di kamar ini selain tempat tidur rendah, lemari kecil dan meja yang tersusun berseberangan, diterangi lampu bohlam 60 watt menyinari ruang yang mungil menjadikan suasana yang terang benderang, pintu langsung menuju arah keluar dan jendela sejajar di sisinya tertutup tirai tebal, disisi yang berseberangan ada pintu lagi yang menuju rumah utama, aku heran mengapa harus ada pintu itu atau mungkin dulunya kamar ini tidak dibuat untuk kamar kost? Mungkin saja..

Mataku begitu berat dan hampir saja aku tertidur ketika tiba-tiba pintu yang dari sisi dalam terbuka, Aku langsung terhentak kaget karena setahuku pintu itu selalu terkunci mati. Kulihat seorang wanita mungil (kira-kira berumur 30-an) berdaster pendek coklat kemerahan berdiri dimuka pintu dan tersenyum kearahku, tangannya memegang sepiring gorengan dan menyodorkannya kepadaku.

“Ini Tante buatkan gorengan untukmu” suara merdu Tante kostku memecah keheningan.

Aku membalas senyumnya, bangun dan meraih piring dari tangannya yang putih mulus itu.

“Trimakasih ya, Tan”.

Tante Mila (namanya) tersenyum dan kemudian duduk di sisi ranjang bersebelahan dari posisi dudukku, matanya yang indah melihat sekeliling kamarku. Aku heran kenapa dia tidak langsung pergi dan malah duduk di situ, sepertinya ada sesuatu yang ingin ia sampaikan. Aku tidak terlalu menghiraukan dan langsung saja melahap gorengan yang sepertinya baru dibuat soalnya masih panas tanpa malu-malu. Tante Mila tersenyum kecil begitu melihatku yang kepanasan karena terburu-buru memakan gorengannya.

Wah, tidak banyak kata-kata yang terlontar saat itu hanya keheningan, gerakan tubuh dan mimik muka saja yang sepertinya menjadi alat komunikasi. Aku baru saja menghabiskan satu ketika tangan Tante Mila, entah ada angin dari mana, tiba-tiba memegang pundakku. Aku mematung tegang, dadaku berdegup kencang hampir saja piring yang kupegang terlepas, kuberanikan untuk menoleh kearahnya. Ahh cantiknya dia, rambut hitamnya terurai lurus sampai kebahu dan wajahnya yang oval dihiasi mata indah yang tersusun sejajar dengan bulu mata yang lentik, alis buatan tergambar sempurna memperindah paduan mata, hidung yang mungil sedikit memancung melengkapi kecantikannya dan bibir yang merah merekah basah tersungging senyum, ohh sungguh indah..

“Bagaimana tadi kuliahnya Dri (Andri adalah namaku)”, sapa Tante Mila memecah lamunanku.

“Ooh baik Tante”, balasku singkat.

Rasa gugup yang bertambah bertumpuk runyam dan Tante Mila sepertinya menggeser duduknya lebih rapat. tangannya mengelus lembut pundakku dan wajahnya terlihat berbinar dihiasi senyum yang tipis sendu, mukaku terasa panas memerah, nafas tak beraturan dan degup jantungku memacu cepat.

Aku terdiam, perlahan tangannya diturunkan, memegang tanganku dan meremasnya lembut, dadaku bergetar dengan kepala tertunduk ditambah perasaan dan pikiran yang berkecemuk kacau bercampur aduk menjadi satu. Wangi lembut terhembus halus menerpa, ketika wajah mungil itu didekatkan ke mukaku dan dikecupnya pipiku tipis, lembut sekali, nafas hangat berhembus halus ke pipi seiring dengan lepasnya kecupan.

Kuberanikan untuk mengangkat wajahku dan menatap kearahnya, ia kembali tersenyum hangat dan menggerakkan perlahan wajahnya kearahku, mendekat, semakin dekat hingga terasa nafasnya berhebus hangat, matanya menatap lembut dan bibirnya direkahkan, merah dan basah, jantung seperti terhenti dan nafasku memburu membuat seluruh perasaanku menjadi luluh lunglai, tangannya dilingkarkan dipundakku dan kamipun bertatapan sangat dekat. Matanya menatap sayu tak berkedip dan bibir yang ranum itu bergerak mendekat menyentuh lembut bibirku, terasa hangat dan basah, indah sekali. Perlahan lidahnya menjelajah bibir dan mulutku, mengulum dan menghisap, mencari lidahku yang mulai menyambut bermain, melilit, dan berpagutan. Kurasakan kehangatan dari ranum bibirnya yang membasah.

Dia memiringkan kepala agar lebih leluasa memainkan mulutnya dan sepertinya ingin kulahap bibir yang indah ini. Mata yang lentik itu terpejam disertai tangan yang membelai kepalaku, menggeserkan perlahan ke punggung dan ke pinggul, mengelus dan meramas kecil.

Ratings and reviews

4.0
6 reviews

Rate this ebook

Tell us what you think.

Reading information

Smartphones and tablets
Install the Google Play Books app for Android and iPad/iPhone. It syncs automatically with your account and allows you to read online or offline wherever you are.
Laptops and computers
You can listen to audiobooks purchased on Google Play using your computer's web browser.
eReaders and other devices
To read on e-ink devices like Kobo eReaders, you'll need to download a file and transfer it to your device. Follow the detailed Help Center instructions to transfer the files to supported eReaders.