Anna Mutmainah, terlahir sebagai putri pertama dari pasangan Sugimin Nurohim dan Waginem, pada 23 Januari 1995. Dusun Asri, Srimulyo, Gondang, Sragen, yang dikenal sebagai surganya batu bata merah, menjadi saksi wanita dengan tinggi badan 155 cm ini, melukiskan sejarah hidupnya. Menginjak usia lima tahun, ia memulai pendidikan pertamanya di TK Pertiwi 1, yang berjarak sekitar 200 meter dari rumahnya. Setahun bersahabat dengan masa pendidikan TK, ia naik tingkatan di SDN Srimulyo 1 (2002-2007), SMPN 1 Sambirejo (2007- 2010), SMAN 1 Gondang (2010-2013), dan IAIN Surakarta (2013-2017).
Tidak banyak penjelajahan yang dilakukannya, semasa SD ia aktif mengikuti kegiatan pramuka, hingga berlanjut ketika menginjakan kaki di SMP. Di SMA lah ia mulai mendapatkan masa-masa yang paling mengsankan, selama aktif mengikuti Ikatan Remaja Masjid. Sementara di masa-masa kuliahnya, ia baru menemukan keinginan terbesarnya pada dunia pena, yang terwujud dalam keikutsertaannya dalam Suaka.Ia pun sempat beberapa kali menjadi fasilitator dalamOperations SBC di Solo. Kesukaan terbesarnya padadunia pena, mendorongnya selalu tergabung dalamajang-ajang kepenulisan, salah satunya ketika berhasilmenjadi kontributor dalam acara Vector Publisher, padatahun 2016.
Jika tebersit keinginan menjalin silaturahim, bisa berkunjung ke beberapa alamat mayanya, duniajurnalismuslim.blogspot.
Anna Mutmainah, terlahir sebagai putri pertama dari pasangan Sugimin Nurohim dan Waginem, pada 23 Januari 1995. Dusun Asri, Srimulyo, Gondang, Sragen, yang dikenal sebagai surganya batu bata merah, menjadi saksi wanita dengan tinggi badan 155 cm ini, melukiskan sejarah hidupnya. Menginjak usia lima tahun, ia memulai pendidikan pertamanya di TK Pertiwi 1, yang berjarak sekitar 200 meter dari rumahnya. Setahun bersahabat dengan masa pendidikan TK, ia naik tingkatan di SDN Srimulyo 1 (2002-2007), SMPN 1 Sambirejo (2007- 2010), SMAN 1 Gondang (2010-2013), dan IAIN Surakarta (2013-2017).
Tidak banyak penjelajahan yang dilakukannya, semasa SD ia aktif mengikuti kegiatan pramuka, hingga berlanjut ketika menginjakan kaki di SMP. Di SMA lah ia mulai mendapatkan masa-masa yang paling mengsankan, selama aktif mengikuti Ikatan Remaja Masjid. Sementara di masa-masa kuliahnya, ia baru menemukan keinginan terbesarnya pada dunia pena, yang terwujud dalam keikutsertaannya dalam Suaka.Ia pun sempat beberapa kali menjadi fasilitator dalamOperations SBC di Solo. Kesukaan terbesarnya padadunia pena, mendorongnya selalu tergabung dalamajang-ajang kepenulisan, salah satunya ketika berhasilmenjadi kontributor dalam acara Vector Publisher, padatahun 2016.
Jika tebersit keinginan menjalin silaturahim, bisa berkunjung ke beberapa alamat mayanya, duniajurnalismuslim.blogspot.