Berbagai isyarat yang kemudian digambarkan sebagai pertanda bahwa Islamedina akan pergi juga diceritakan lebih lengkap pada jilid dua buku ini. Dan kemudian yang lebih penting dari itu, sang ayah juga berusaha menjelaskan serangkaian pelajaran dan hikmah yang ia peroleh berkenaan dengan kepergian sang si Wajah Cahaya. Bagaimana kemudian segala yang terjadi dalam kehidupan yang ia dan Medina jalani, seolah sudah digariskan sebagai sebuah skenario sempurna untuk menciptakan kisah cinta ayah dan anak yang abadi.
Anton Sujarwo dilahirkan di Kepahiang, sebuah kabupaten di propinsi Bengkulu, pada 17 Maret 1986. Sekolah dasarnya diselesaikan pada tahun 1998 di SDN 017 Peraduan Binjai, desa yang juga menjadi tempat kelahirannya. Setelah tamat Sekolah Dasar, ia melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 06 Talang Karet, berjarak sekitar tiga kilometer dari Peraduan Binjai, dan lulus pada tahun 2001. Kemudian, ia melanjutkan pendidikannya di Madrasah Aliyah Negeri 01 Kepahiang, dan lulus pada tahun 2004.
Karya Anton Sujarwo sebelumnya adalah:
1. Wajah Maut Mountaineering Indonesia (September 2018)
2. Mahkota Himalaya (Desember 2018)
3. Dunia Batas Langit (Maret 2019)
4. Merapi Barat Daya (Mei 2019)
5. Maut di Gunung Terakhir (Agustus 2019)
6. MMA Trail (Desember 2019)
7. Sejarah Pendakian Tebing Utara (Februari 2020)
8. 9 Puncak Seven Summit (Februari 2020)
9. Dewi Gunung (Mei 2020)
10. Islamedina-1 (Juni 2020)
11. Islamedina-2 (Juni 2020)
Dan Allhamdulillah, meskipun diterbitkan secara indie, semuanya telah diterima dengan sangat baik di masyarakat.
Saat ini ia tinggal di kota Muntilan, Jawa Tengah, dan ia dapat dihubungi melalui kontak berikut;
Email : [email protected]
Facebook : @babemedina
HP : 081254355648