Penulisan buku tentang wacana militer dalam novel-novel Indonesia ini memiliki dua tujuan, yaitu tujuan teoretis dan tujuan praktis. Tujuan teoretis dari penulisan ini adalah menarasikan dan mendeskripsikan wacana militer dalam novel-novel Indonesia pasca Orde Baru serta menelusuri konteks yang melahirkan wacana-wacana tersebut. Dengan menggunakan pendekatan analisis wacana Foucault dan peranti-peranti teori pendukung lainnya, kemunculan wacana militer dalam novel-novel, kaitannya dengan konteks, serta ideologi di dalam teksnya dapat diformulasikan. Tujuan praktis penelitian ini adalah memberikan alternatif pemahaman kepada pembaca tentang diskursus militer-sipil dengan memunculkan perspektif yang lebih beragam tentang wacana militer dalam novel-novel Indonesia. Buku ini menyajikan narasi dan deskripsi wacana militer dalam novel-novel kajian, penjelasan konteks yang menghasilkan wacana-wacana tersebut, dan persoalan yang berkaitan dengan ideologi teks.
[UGM Press, UGM, Gadjah Mada University Press]
Aprinus Salam, menggeluti isu kebudayaan sejak menjadi mahasiswa di Jurusan Sastra Indonesia FIB UGM. Memperoleh gelar Doktor dari program studi yang sama, lewat disertasi berjudul Negara dan Perubahan Sosial dalam Novel-Novel 1980-an s.d. 1990-an. Selain menjadi staf pengajar di program sarjana, pascasarjana dan doktoral di program studi Sastra Indonesia, Aprinus saat ini menjadi Kepala Pusat Studi Kebudayaan, sebuah lembaga yang memiliki fokus kajian kebudayaan di UGM. Aprinus juga tercatat sebagai anggota Senat Akademik UGM sejak 2012 hingga sekarang. Berbagai karya publikasi telah dihasilkan sepanjang perjalanannya menjadi pengamat kebudayaan. Tak kurang 11 buku telah ia terbitkan, di antaranya, Menetralisir Peran Sejarah, Menawar Masa Depan dalam Keringat Mutiara – Putu Oka Sukanta (2001), Biarkan Dia Mati: Refleksi Manusia dan Kebudayaan Indonesia (Pustaka Pelajar, 2002), Hanya Inul yang ia tulis bersama Faruk (Bentang, 2003), dan Oposisi Sastra Sufi (Pustaka Pelajar, 2003). Publikasi ilmiah dan karya tulis populernya telah diterbitkan di berbagai jurnal dan media massa.
Ramayda Akmal. Usai menyelesaikan pendidikan pascasarjana di Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya UGM, Ramayda masih terus berproses di dunia sastra hingga sekarang. Menjadi staf pengajar di kampus yang sama sekaligus menjadi dosen tamu di berbagai universitas tidak menyurutkan Ramayda untuk menghasilkan karyakarya mutakhir. Pernah menjadi kolumnis di Buletin Djogja Recovery terbitan CD Bethesda Yogyakarta sejak 2006, dan di tahun yang sama menjadi redaktur Buletin Humanis terbitan KMSI FIB UGM. Ia juga memenangkan Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta di tahun 2010 lewat novel yang berjudul Jatisaba. Tahun 2013, ia memenangkan Sayembara Penulisan Fiksi Balai Bahasa Yogyakarta dengan karya berjudul Lengkingan Viola Desingan Peluru. Terlibat aktif di banyak penelitian dan menghasilkan tulisan dengan beragam judul di antaranya, “Terra Incognita Film Indonesia” dan “Luka dan Perban Sinetron Indonesia” dalam buku Membaca Sinema Indonesia (2010). Menulis cerpen salah satunya diterbitkan dalam kumpulan cerpen Tahun-tahun Penjara yang diterbitkan DKJT tahun 2012. Esai dan tulisan ilmiah populernya kini dimuat di surat kabar lokal dan nasional.