Akibat kepepet biaya akhirnya aku setuju untuk menyerahkan diri padanya. Menjadi teman tidurnya asalkan dia mau menikahiku meski hanya secara agama-agar setidaknya aku tetap menyerahkan sesuatu yang paling berharga untuk suamiku.
Pernikahan dilaksanakan secara rahasia dengan niat yang sejak awal terasa salah. Kami menikah hanya karena aku butuh uang dan dia ingin menyentuhku. Tapi bagaimana jika pada praktiknya tidak seperti itu?
Kala pernikahan kami terungkap dan sudah diresmikan secara hukum, ternyata masalah baru datang dari identitas dan keluargaku yang sebenarnya. Semua ini tak lain karena pekerjaan Nicholas yang merupakan pengacara nan sangat dibenci keluargaku.