Untung dia langsung datang pada Abdullah Chik—kakekku dari pihak Ayah yang terkenal memiliki ilmu yang sulit ditandingi—yang tinggal di kampung sebelah. Kata Ayah, untuk membinasakan jampi-jampi kiriman Senan, Amat Pakuk terpaksa menyumpal lubang pantatnya dengan kapas yang dilumuri serbuk tanah cempaga—tentu saja setelah dirajah dengan gayung. Panas lawan panas, niscaya bertambah panas. Jadi, tidak ada yang membantah manakala orang bilang pantatnya mengeluarkan asap kemenyan!