Hampir semua aspek penting dalam biografi Nabi Muhammad sebenarnya adalah hari besar Islam. Sejak maulidnya (kelahiran), bi'tsah-nya (diangkat sebagai Rasul oleh Allah), pertama kali turunnya Al-Qur'an (nuzul Qur'an), hijrahnya (migrasi ke Madinah), peristiwa Badar, Fathu Makkah, wafatnya Rasulullah, dan sebagainya. Namun yang paling fenomenal di antara semua hari besar tersebut adalah peristiwa Isra Mikraj Nabi Muhammad, di mana Rasulullah menempuh perjalanan fisik dan spiritualnya menuju Sidratulmuntaha, untuk bertemu langsung dengan Allah, disertai dengan berbagai penglihatan dan pengalaman atas berbagai dimensi alam setelah kematian manusia hingga kediamannya di akhirat, dan bagi yang beriman berujung dengan kondisi ma'iyyah (kebersamaan) dengan Allah. Pada peristiwa itulah Rasulullah menerima perintah pelaksanaan shalat dengan segala bentuk sistematisasi bacaan dan gerakannya, di samping tentu saja, diberikan gambaran nyata tentang keadaan makhluk setelah kematiannya. Tentu saja dalam periwayatan peristiwa tersebut, terdapat riwayat yang sahih, dan juga banyak yang kurang dan tidak sahih, yang harus dikritisi, baik terhadap periwayatan berbagai hadis, maupun penulisan dalam berbagai buku sejarah. Selain itu tentunya kajian atas aspek kesejarahan dan makna penting Masjidilharam dan Masjidilaksa juga perlu diuraikan. Pada aspek kajian tersebut, yang paling krusial adalah menjawab pertanyaanpertanyaan: Apakah peristiwa Isra Mikraj benar-benar terjadi? Apa saja bukti-bukti konkretnya? Apa makna penting peristiwa tersebut bagi umat manusia, khususnya untuk kaum muslimin? Dan mengapa Nabi Muhammad saw., harus diisramikrajkan? Buku ini memberikan jawaban-jawaban tentang setiap pertanyaan di atas, dengan bahasa yang lugas serta mudah dipahami, sehingga dapat memberikan pemahaman hakiki bagi setiap umat muslim.