Sangat mengherankan kalau ada orang yang sangat tertarik untuk mempelajari bumi, bintang, matahari, dan segala hal tentang alam semesta, tetapi tidak tertarik mempelajari Allah yang Mahabesar, yang menciptakan dan menghidupkan dirinya sendiri. Aneh rasanya kalau nyamuk atau kutu saja kita pelajari sedalam-dalamnya, tetapi Tuhan tidak dipelajari sama sekali. Ironis rasanya kalau tanah dan air kita anggap begitu penting, tetapi Tuhan kita kesampingkan. Sangat aneh rasanya kalau dalam sehari-hari kita berbicara tentang gula, beras, tetapi tidak pernah kita membicarakan Allah yang telah memberikan segala rahmatnya kepada kita di dunia ini.
Bagaimana kita bisa mencintai kalau mempelajari dan mengenali-Nya saja tidak berminat sama sekali. Bagaimana kita mau mentaati-Nya, jika kita tak memiliki ketertarikan mempelajari segala hal yang dapat membuat kita lebih dekat pada-Nya.
Mengenali merupakan salah satu syarat untuk bisa mencintai. Bersungguh-sungguh mengenali-Nya adalah pertanda kita memiliki hasrat untuk mencintai dan mentaati-Nya. Buku ini merupakan uraian yang pernah disampaikan Bey Arifin (alm.) di RRI Surabaya saat menjelaskan Rukun Iman dan Islam. Buku ini cukup istimewa karena pada awalnya dicetak stensilan. Meskipun usia buku ini cukup lama, tapi pembahasannya tetap relevan hingga saat ini. Sangat layak menjadi salah satu panduan kita untuk semakin menyegarkan keimanan dan kecintaan yang membuahkan ketaatan kepada Allah Swt.