Dr. Bidhari Pidhatika memeroleh gelar Sarjana Teknik dalam bidang Teknik Kimia dari Universitas Gadjah Mada pada tahun 2002. Pada tahun 2003 Bidhari bergabung dengan Kementerian Perindustrian sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) dosen pada Politeknik ATK (dulu: Akademi Teknologi Kulit) Yogyakarta. Bidhari kemudian melanjutkan studinya dan memeroleh gelar Master of Science dari Chalmers University of Technology (Swedia) pada tahun 2006 serta Doctor of Science dari Laboratory for Surface Science and Technology, ETH Zürich (Swiss) pada tahun 2011. Pada tahun yang sama, Bidhari memeroleh penghargaan L’Oreal-UNESCO for Women in Science national fellowship. Bidhari kembali mengabdi di Kementerian Perindustrian sebagai dosen Politeknik ATK hingga 2013 dan Politeknik STMI (dulu: Sekolah Tinggi Manajemen Industri) Jakarta selama 2014. Pada tahun 2015, Bidhari bergabung sebagai peneliti di Balai Besar Kulit, Karet, dan Plastik Yogyakarta, masih di bawah Kementerian Perindustrian. Bidhari merupakan penerima Alexander von Humboldt research fellowship yang dilaksanakannya bersama Professor Jürgen Rühe, Laboratory for Chemistry and Physics of Interfaces, University of Freiburg pada tahun 2016-2018. Bidhari memiliki kepakaran di bidang teknik material, khususnya modifikasi permukaan material dengan lapisan tipis polimer untuk aplikasi yang relevan dengan biomaterial dan biomedis. Bidhari telah menghasilkan 1 paten terdaftar dan belasan karya tulis ilmiah pada berbagai jurnal dengan reputasi tinggi.
Dr. drg. Retno Ardhani, M.Sc. menyelesaikan studi S1 hingga S3 di Universitas Gadjah Mada dengan kebaikan negara Republik Indonesia. Ia menerima beasiswa sejak S1 dari program Supersemar dan Bank Indonesia, Listerine Award ketika profesi dokter gigi, Beasiswa Biro Kerjasama Luar Negeri Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan saat menempuh S2, dan menjadi awardee beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) untuk S3. Setelah menjadi menjadi dokter gigi pada 2009, Ia mulai terjun ke dunia penelitian bidang kedokteran regeneratif dan rekayasa jaringan yang menarik minatnya. Pada 2010, ketika menjalani S2, Ia mendapat kesempatan meneliti di Institute for Frontier Life and Medical Sciences, Kyoto University dan mengantarnya menjalani program S3 Joint Supervision antara UGM, Kyoto University, dan Kyushu University di bawah bimbingan Dr. Ika Dewi Ana, Prof. Yasuhiko Tabata, dan Prof. Kunio Ishikawa, hingga mendapatkan gelar Doktor pada 2017. Pada 2019, Ia menjalankan penelitian kolaboratif dengan Balai Besar Kulit, Karet, dan Plastik (BBKKP) Kementerian Perindustrian dan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Atmajaya. Kemudian pada 2020 menginisiasi penelitian bersama BBKKP dan Balai Besar Keramik (BBK) Kementerian Perindustrian, serta Center for Tissue Engineering and Regenerative Medicine, Faculty of Medicine, Universiti Kebangsaan Malaysia.
Dr. Eko Adi Prasetyanto adalah dosen dan peneliti di Program Studi farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Unika Atma Jaya sejak tahun 2017. Eko adalah lulusan dari jurusan Kimia Fakultas MIPA UGM pada tahun 2003. Setelah sebentar mengajar pelajaran Kimia di SMA, Eko melanjutkan studi-nya dan mendapatkan gelar S3-nya dari Inha University di Korea Selatan di bawah supervisi Prof. Sang-Eon Park pada tahun 2010. Dalam periode ini, Eko mengembangkan mesoporous silica, zeolites dan berbagai mixed metal oxide untuk aplikasi katalisis. Setelah lulus, di tahun 2010, Eko bergabung di group riset Prof. Luisa De Cola (University of Muenster, Germany untuk mengembangkan nanomaterials dan hydrogels untuk aplikasi biomedis. Di tahun 2012, group riset yang sama pindah ke Université de Strasbourg, France dan Eko menjadi peneliti senior di Laboratoire de Chimie et des Biomatériaux Supramoléculaires. Dalam karirnya sebagai peneliti, Eko sudah mempunyai hasil Penelitian yang dipublikasikan di lebih dari 60 publikasi internasional terindeks scopus dan beberapa paten yang sudah didaftarkan di beberapa negara. Sebagai peneliti, Eko memiliki keahlian di bidang sintesis, karakterisasi dan aplikasi dari nanomaterials dan hydrogel. Saat ini Eko juga sedang menjabat sebagai Wakil Rektor bidang Penelitian dan Kerja Sama di Unika Atma Jaya.