"""Saya benar-benar salut kepada Pak Budi S. Tanuwibowo atas ketekunannya bergulat dengan perenungan mendalam mengenai kehidupan, yang melahirkan mutiara kata, kebijaksanaan, kearifan, petuah cerdas, nasihat kejiwaan dan cinta kasih yang dengan tekun dan piawai ia goreskan di atas kertas putih. Dengan bukunya ini ia mengajak kita untuk terus tumbuh dan berkembang menjadi semakin bijak setiap hari, sehingga kita tidak diperangkap oleh raga, oleh bentuk, Oleh bangunan, atau oleh baju tanpa kemampuan mendalami makna hidup."" -- Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH, Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia ""Disajikan dalam bentuk cerita ringan, isi buku ini sangat reflektif dan aktual. Dialog-dialognya sangat menggelitik dan merefleksikan situasi aktual di bidang sosial politik di negeri ini. Seperti puisi-puisinya yang setiap sholat subuh masuk ke blackberry kami, tulisan yang dihimpun dalam buku ini sangat enak dibaca dan perlu."" -- Hajriyanto Y. Thohari, Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia ""Dahulu, Plato membimbing umat manusia pada kebenaran melalui dialog-dialog Socrates. Lahirlah filsafat. Sekarang, Budi memberikan pedoman etis dalam perilaku kita sehari-hari melalui dialog-dialog tokoh Rubi, Herma, dan Kinung. Lahirlah buku Bertambah Bijak Setiap Hari: Tuhan Sudah Pindah Alamat? Kita dinasihati, tapi tidak merasa digurui. Luka-luka karakter kita disembuhkan tanpa disakiti. Buku ini sungguh mencerahkan. Inspiring!"" -- Dr. Jalaluddin Rakhmat, MSc., Cendekiawan Islam, Ketua Dewan Syura Ikatan Jamaah Ahlulbait Indonesia ""Buku ini mengungkap kearifan, kepemimpinan, keteladanan, persahabatan, budi pekerti, dan kebajikan dengan gaya bahasa santai tetapi membawakan pencerahan. Sungguh bacaan yang menarik dan bernilai."" -- Xs. Tjhie Tjay Ing, Ketua Dewan Rohaniwan MATAKIN ""Begitu melimpah pesan moral yang dapat diangkat dari beragam kisah dalam buku karya Budi S. Tanuwibowo ini. Pertanyaannya adalah bersediakah kita memulai perubahan, mengakhiri semua kegagalan dan kenistaan akibat melanggar nilai-nilai moral yang diajarkan dalam agama dan dibakukan dalam norma-norma hukum? Mari melakukan introspeksi diri dan selanjutnya membangun komitmen baru demi terwujudnya peradaban manusia yang lebih manusiawi."" -- Prof. Dr. Siti Musdah Mulia, Ketua Umum Indonesian Conference on Religion & Spirituality and Peace"""