CINTA YANG RUMIT

"Eh! Duh, maaf gak sengaja, Mas. Mase ngagetin sih!" seruku panik saat menyadari mereka terkena semprotan air.

"Ada apa, Mas?" tanyaku setelah mematikan saluran air lalu berjalan ke arah mereka berdiri.

Salah satu dari mereka melangkah maju. "Kami sedang mencari kost-kostan, Dek. Apa di sini masih ada yang kosong?" tanyanya lagi.

"Iya, Mas, tapi tinggal satu kamar yang kosong, Masnya bertiga yang akan ngekost di sini?" sahutku sambil mengamati mereka satu persatu.

Pandanganku tertuju pada seorang yang berdiri paling belakang, saat dia membalas menatap, tiba-tiba saja aku merasa gugup. Wajahnya cukup familiar dan aku seperti sudah mengenalnya. Siapa ya?

"Iya, Dek. Oh iya, bisa minta tolong antarkan kami pada ibu kost?" Pemuda yang tadi kembali bertanya. Karena tubuhnya yang jangkung, membuatku harus mendongak saat menatapnya.

"Oh iya, bisa, Mas, mari silahkan," sahutku sambil melangkah menuju teras, mereka bertiga pun beriringan mengikuti.