CLAN-X: GENERASI YANG TERWARISI PENGETAHUAN
Kuhusu kitabu pepe hiki
Sekian waktu berlalu tetap menjadi misteri. Kok bisa ?
Sampai pada suatu ketika ada yang bercerita, di Simuelue terdapat budaya yang bernama Smong. Budaya tutur dengan alunan nada tertentu sehingga lebih mirip seperti nyanyian. Yang sebenarnya nyanyian ini adalah lirik peringatan apabila terjadi Smong. Smong sendiri dalam bahasa lokal berarti ombak besar.
Smong memberi contoh. Budaya menjadi langkah preventif menghadapi sebuah fenomena alam. Buku ini membahas maksud dibalik budaya lokal yang selama ini sering dianggap mitos dan klenik.
Mitos apa yang berkembang didaerahmu ?
Ukadiriaji na maoni
Kuhusu mwandishi
Salam Kenal, saya Mukhlis Said. Anak ketiga dari empat bersaudara. Kata orang, anak ketiga selalu ingin menjadi pembeda. Untuk itu, saya melakukan aktivitas yang kebanyakan saudara saya tidak melakukannya.
Saya adalah orang yang dibentuk oleh perjalanan. Di setiap manusia yang saya kenal, di setiap alam yang saya jumpai, disitulah saya berguru. Salah satu perjalanan berharga adalah saat saya memberanikan diri terlibat dalam riset situs sejarah.
Di setiap riset, saya selalu life-in di desa terdekat. Interaksi yang begitu dekat membuat saya memahami sedikit demi sedikit kehidupan masyarakat setempat. Tentang bahasanya, kebiasaannya, pun dengan kisah yang tak pernah pudar terujar. Bermula dari situ, saya mulai mengenal apa itu budaya.
Ragam budaya yang kaya ini harus terekam dalam tulisan. Apalagi kalau ternyata budaya yang selama ini dianggap mitos, mengandung pengetahuan yang sarat dengan ilmiah.
Kedepan, saya ingin konten Clan-X tidak hanya dalam tulisan. Dapat dikembangkan melalui medium yang lebih luas. Misal diskusi bareng, konten visual atau bahkan difilmkan. Semoga langkah kecil ini bisa memperpendek skip generasi yang sedang terjadi pada peradaban kebudayaan kita.
