“Saya tidak marah kalau Anda, seperti semua lidah Melayu, kepalang melafazkan ca-bau-kan menjadi cabo. Yang saya marah, kalau Anda kira ca-bau-kan atau cabo itu perempuan yang tiada bermoral. Ini pembelaan. Bukan hanya pembetulan.” Ca-bau-kan (Hanya Sebuah Dosa) adalah kisah cinta antara perempuan Betawi dan pedagang Tionghoa dalam latar awal abad ke-20 hingga pasca-kemerdekaan Indonesia. Remy Sylado menggunakan narator Ny. Dijkhoff, seorang perempuan Belanda yang datang ke Indonesia untuk mencari tahu asal-usul ibunya yang ternyata adalah seorang ca-bau-kan atau perempuan penghibur bagi masyarakat Tionghoa. Dalam kompleksitas tersebut, novel ini menyatakan peran masyarakat Tionghoa peranakan dalam sejarah kemerdekaan Indonesia.