Ucapanku sepertinya tidak membuat pria itu senang. Ekspresinya terlihat keras dan itu jauh lebih menakutkan daripada tatapan dinginnya. Aku mencoba mengingat cara untuk bernapas dan berdoa agar lututku masih bisa menopangku. Ada panas denyut yang tak asing di bagian antara kedua kakiku dan aku tahu itu berkaitan erat dengan Sang Naga dan aku benci sekali karena terpaksa harus mengakui hal tersebut.
Sial!
Tapi Craig benar-benar tampan, apalagi dari jarak sedekat ini.
Pria itu mendekat dan menutup jarak lagi, menutupi jarak pandangku dengan dada lebarnya itu dan dia menunduk, berbisik panas di telingaku. “Saat aku selesai denganmu, kau akan memohon padaku… please, please, Craig.”