–Bernard Batubara
Meski sepanjang hidup ia hanya bisa membikin satu orang bahagia, itu sudah cukup untuk membuat dirinya sendiri bahagia pula.
(Kebahagiaan Seorang Manusia)
Ketika wanita itu menangis di dada ibunya, ia menyadari bahwa ia telah benar-benar menangis sejak ia masih jadi aktris cilik.
(Wajah)
“Nah, cobalah lagi berjalan menembus batang pohon itu untuk memastikan apakah kau masih hidup atau sudah mati. Jika sudah mati, kita bisa bersama-sama masuk ke dalam pohon dan tinggal di dalamnya.”
(Keabadian)
Cerita-Cerita Telapak Tangan secara sepintas tampak sederhana, sering kali hanya menceritakan satu kejadian kecil dengan kalimat dan paragraf pendek-pendek. Namun di baliknya, ada kualitas imajis dan asosiatif yang sangat dalam, engantarkan kita ke arah tafsir yang amat beragam.