Apakah ini sebuah nasib? Bisa saja itu sebuah nasib. Nasib bertemu dengan Masliha, nasib bertemu anak-anak IKJ yang mengajak mereka latihan teater. Nasib bertemu dengan Om Jon. Bisakah nasib datang dengan sendirinya? Bisa ya, bisa tidak. Nasib yang diterima oleh Imar dan Silvi, karena kemampuan mereka dan ketulusan. Simpati yang mereka terima, juga karena kemampuan dan ketulusan. Imar dan Silvi, tidak percaya kepada nasib yang kebetulan belaka. Nasib juga harus diperjuangkan.
Ya…, usia boleh remaja, tapi perjuangan gigih untuk masa depan dalam cita-cita, harus terus diperjuangkan dengan tekun dan penuh keyakinan. Imar dan Silvi menyayangi usia mereka. Mereka tak mau membuang sia-sia usia mereka dengan berpangku tangan dan mengkhayal. Mereka berjuang dan berjuang, penuh kerja keras dan tekun dengan skill yang mereka miliki. Bagi mereka ngamen adalah ajang latihan dan ekspresi diri. Ngamen bukan ngemis atau mengemis berdalih ngamen.