***
Syabira menerima perjodohan dengan Arman, laki-laki pilihan kakaknya. Pernikahan sudah di depan mata, tinggal menghitung mundur. Akan tetapi manusia hanya bisa berencana, Tuhan tetap menjadi penentu utama. Kurang satu bulan acara sakralnya, Syabira mendapati Arman tengah memadu kasih dengan sosok lain. Sontak semua bayangan indah yang pernah melintasi khayal Syabira hancur berantakan.
"Terima kasih untuk kisah singkat yang kamu torehkan. Allah maha baik, Dia perlihatkan semua sebelum kita memulai. Pergilah! Aku melepasmu, Mas!"
Syabira mungkin kecewa, tapi untuk patah hati, apa dia berhak?
Di saat fokus Syabira teralihkan pada kesibukan kerja, muncul sosok Raga.
Ragantara Sadewa. Nama yang tidak pernah Syabira lupakan. Si adik kelas yang pernah lantang menyatakan cinta saat Syabira duduk di kelas 12.
Bedanya kali ini Syabira bertemu Raga dengan keadaan yang tidak sama layaknya dulu. Ragantara bukan lagi bocah tengil yang suka menganggu ketenangan belajarnya seperti dulu. Raga berefleksi menjadi sosok atasan di tempat Syabira meniti karier.
Jika dulu Raga suka menganggu, suka menghujani Syabira dengan banyak kalimat picisan. Sekarang lelaki itu gemar memberinya tatapan tajam.