"Mau arisan sama ibu-ibu kompleks, Yah." Mas Ridho menautkan dua alis.
"Ibu Susi tadi baru saja sampai rumah, katanya habis dari arisan."
Aku menautkan dua alis, sedikit bingung dengan ucapan Mas Ridho. Bu Susi arisan apa? Kalimat itu seketika hadir lalu memenuhi isi kepalaku. Namun segera kutepis pikiran buruk yang sempat menerpa. Tidak mungkin arisan PKK dimajukan, tidak ada pesan masuk, baik di grup ibu PKK atau pesan pribadi.
"Mungkin Bu Susi arisan yang lain, Yah. Namanya juga orang kaya arisannya di mana-mana."
Suamiku hanya mengangguk tanpa membahas masalah arisan itu lagi.