Pahlawan, teroris, atau manusia mana pun memiliki alasannya masing-masing. Kepribadian-kepribadian determinan yang terbungkus dalam pengondisian, keadaan, dan idealisme yang diagungkan melebihi segalanya telah membawa mereka yang mencatatkan sejarah pada peradaban melakukan tindakan-tindakan di luar nalar kewajaran manusia.
Belajar pada Tjokroaminoto, guru besar yang menelurkan banyak politikus besar yang berjasa bagi negara Indonesia, Kartosoewirjo bersikeras mengembangkan apa yang merupakan keyakinannya. Berambisi dan penuh keyakinan diri, Kartosoewirjo muda telah bersanding dengan para pecatur politik perjuangan Indonesia. Keinginannya gigih dan ia menginginkan perjuangan frontal melawan kaum penjajah. Ia demikian persisten sampai
akhirnya menemui titik yang tidak ingin diterimanya: kompromi, dan ia mengambil sebuah jalan... yang berujung pada teriakan dan jeritan pedih massa.
Apakah perjuangannya yang akhirnya menelan terlalu banyak korban adalah harga yang harus dibayar, ataukah ia telah melawan kodrat kemanusiaan dan berlindung di balik agama?
Sebuah perjuangan yang menimbulkan tanda tanya besar dan hanya dapat dijawab oleh mereka yang telah membaca novel ini dan merenungkannya.... Kartosoewirjo: pahlawan atau teroris?