Sejak berakhir Perang Dingin antara Barat dengan komunisme, Islam ditentukan sebagai musuh utama Barat menggantikan komunisme. Clash of Civilization (perang peradaban) antara Barat dan Timur berdasarkan teori Samuel Huntington menjadi kenyataan.
Islam sebagai satu-satunya peradaban yang pernah menguasai Barat dalam kurun waktu 700 tahun dianggap sebagai satu-satunya kekuaran yang perlu diwaspadai dan harus dihancurkan jika Barat ingin tetap menguasai dunia.
Buku ini merupakan kumpulan tulisan Buya Hamka yang pernah dimuat di majalah Panji Masyarakat dalam rubrik βDari Hati ke Hatiβ selama kurun waktu 14 tahun (1967-1981). Buya Hamka menyoroti segala permasalah yang berhubungan dengan agama, politik, sosial-budaya, termasuk di dalamnya masalah toleransi dan kerukunan beragama di Indonesia. Umat Islam diajak untuk kembali menghidupkan ghirah keislamannya, mendalami Islam dengan sebenar-benarnya dan memperjuangkan Islam yang rahmatan lil βalamiin sampai akhir hayat serta menyadari adanya tantangan besar terhadap IslamΒ sepanjang masa.
[Gema Insani] [Buya Hamka] [Hamka]
Prof.Β DR.Β H.Β Abdul Malik Karim AmrullahΒ gelarΒ Datuk Indomo, pemilikΒ nama penaΒ HamkaΒ (lahir diΒ Nagari Sungai Batang,Β Tanjung Raya,Β Kabupaten Agam,Β Sumatra Barat,Β 17 FebruariΒ 1908Β βΒ meninggal diΒ Jakarta,Β 24 JuliΒ 1981Β pada umur 73 tahun) adalah seorang ulama dan sastrawan Indonesia. Ia melewatkan waktunya sebagai wartawan, penulis, dan pengajar. Ia terjun dalam politik melaluiΒ MasyumiΒ sampai partai tersebut dibubarkan, menjabatΒ Ketua Majelis Ulama IndonesiaΒ (MUI) pertama, dan aktif dalamΒ Muhammadiyahsampai akhir hayatnya.Β Universitas al-AzharΒ danΒ Universitas Nasional MalaysiaΒ menganugerahkannya gelar doktor kehormatan, sementaraΒ Universitas Moestopo, JakartaΒ mengukuhkan Hamka sebagai guru besar. Namanya disematkan untukΒ Universitas Hamkamilik Muhammadiyah dan masuk dalamΒ daftar Pahlawan Nasional Indonesia.
Β
Seorang otodidak dalam berbagai bidang ilmu, Hamka tercatat sebagai penulis Islam paling prolifik dalam sejarah modern Indonesia. Karya-karyanya mengalami cetak ulang berkali-kali dan banyak dikaji oleh peneliti Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Tulisannya telah menghiasi berbagai macam majalah dan surat kabar.Β Yunan NasutionΒ mencatat, dalam jarak waktu kurang lebih 57 tahun, Hamka melahirkan 84 judul buku. Minatnya akan bahasa banyak tertuang dalam karya-karyanya.Β Di Bawah Lindungan Ka'bah,Β Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, danΒ Merantau ke DeliΒ yang terbit di Medan melambungkan nama Hamka sebagai sastrawan. Ketiganya bermula dari cerita bersambung yang diterbitkan oleh majalahΒ Pedoman Masyarakat.Β Selain itu, Hamka meninggalkan karya tulis yang menyangkut tentang sejarah, budaya, dan bidang-bidang kajian Islam.
Β