Zia berada di titik kritis dalam hidupnya.
Di saat terpuruk, Zia teringat pada impiannya semasa SMA, juga… cinta pertamanya. Apa kabarnya dia?
Ia menulis surat, lalu mengirimkan surat itu untuk dirinya di lima belas tahun lalu.
Sebuah perbuatan iseng nan konyol.
Tapi, siapa tahu keajaiban apa yang menantinya?