Dalam sistem kepemerintahan modern, ajaran Asta Brata rupanya masih cocok diterapkan. Malah, masyarakat dan sistem pemerintahan modern hendaknya banyak mengambil pelajaran dari petuah-petuah kebijaksanaan Weda ini. Delapan sifat ideal seorang pemimpin kiranya dapat menjadi tolok ukur seorang pemimpin yang ideal, sebagaimana digaung-gaungkan oleh leluhur Nusantara pada zaman lampau sebagai Satria Pinandita.
Dengan mengambil sifat-sifat mulia dari delapan dewata yang berkuasa di swargaloka ini, seorang pemimpin diharapkan mampu menjadi teladan sekaligus pelindung bagi rakyat atau bawahannya. Di saat dunia mengalami krisis kepemimpinan di hampir semua jenjang kepemimpinan, Weda melalui ajaran Asta Brata-nya menawarkan pendidikan kepemimpinan yang berkarakter dewata.
Dr. Dra. Ni Wayan Silawati, M.M. Lahir di Banjar Serongga, Desa Pangkungkarung, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan pada 22 Mei 1958. Ayahnya bernama I Wayan Cekug (alm.), dan ibunya bernama Ni Wayan Rumbyug. Ia menyelesaikan Pendidikan Dasar tahun 1970 di Seringga, Sekolah Menengah Pertama di SMP Kerambitan tahun 1973, Sekolah Menengah Atas SMPPNegari (sekarang SMAN 5) Denpasar tahun 1976, Kuliah di Institut Hindu Dharma (Sekarang UNHI) Denpasar Sarjana Muda tahun 1982, melanjutkan Sarjana (S1) tahun 1986, menempuh program Magister Management di Universitas Budi Luhur Jakarta, dan memperoleh gelar doktor di Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar (Sekarang Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa). Kini ia bekerja di Balai Diklat Keagamaan Denpasar sebagai widyaiswara.
Ni Luh Sukmawati, S.E., M.M. lahir di Kapal pada 14 Februari 1970. Ia menyelesaikan pendidikan dasar di SDN 3 Kapal tahun 1983, kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Mengwi hingga tahun 1986. Pendidikan menengah atas di selesaikannya di SMA Negeri 3 Denpasar tahun 1989. Kemudian, ia melanjutkan pendidikan di Universitas Pendidikan Nasional Denpasar dengan mengambil jurusan manjemen keuangan yang diselesaikannya pada tahun 1993. Setelah ia menyelesaikan pendidikan sarjana, ia pernah bekerja di berbagai perusahaan swasta baik yang berkecimpung di bidang retail, hiburan (radio), hingga restoran. Setelah diangkat menjadi PNS, ia melanjutkan pendidikan Pascasarjana di Universitas Pendidikan Nasional dengan mengambil program studi magister manajemen. Sejak 2010, ia menjabat sebagai widyaiswara di Balai Diklat Keagamaan Denpasar hingga kini.