"Kau tidak mau melakukannya?"
"Melakukan apa?" Varryna secara asal saja meluncurkan balasan. Walau, sebenarnya tidak paham arah pembicaraan.
"Membunuh kekasih berengsekmu itu yang sudah sering menyakitimu, Varry."
"Kakak sepupuku." Mach memperjelas.
"Bukan hal sulit membunuh dia. Aku punya kenalan pembunuh bayaran yang handal, Varry."
"Bisa melakukan pekerjaan dengan bersih, tanpa menyisakan bukti." Mach bicara yang santai. Kontras dengan raut wajahnya.
"Tidak usah." Varryna berucap tegas.
"Aku tidak harus sampai membunuh mantan kekasihku, walau dia sangat menyebalkan. Aku tidak mau berbuat kejahatan."
Varryna semakin lekat memandang sosok Mach yang belum memindahkan atensi satu detik pun darinya. "Aku harap kau paham."
"Jangan melakukan tindakan yang berikan dampak buruk untukmu," imbuh Varryna.
"Begitulah wanita kebanyakan. Masih tetap mengampuni, tidak peduli sudah disakiti."
Varryna hendak menjawab, namun aksi dari Mach yang meraih tangannya, jadi alasan ia mengurungkan niatan menginterupsi.
Varryna pun kini fokus dengan apa yang Mach tengah lakukan. Pria itu mengoleskan obat ke luka di dua jari tangan kirinya.
Varryna cukup merasa perih sampai suara ringisan dikeluarkan. Tak menyangka saja cengkraman mantan kekasihnya mampu menimbulkan luka yang cukup dalam.
"Berengsek sekali kakak sepupuku itu!"
"Berani sekali dia menyakiti wanita seperti ini. Aku akan membalasnya!"
"Jangan, Bos." Varryna berucap spontan.
"Aku tidak bisa terima perempuan yang aku sukai disakiti. Kau tidak pantas menerima perlakuan buruk, Varry. Kau berharga."
Ucapan Mach sudah tentu langsung mampu mengena ke hatinya. Namun, tak bisa untuk dilontarkan balasan. Walau, pria itu tengah menunggu bagaimana tanggapannya.
Lalu, Varryna merinding karena Mach yang mencium lukanya. Tindakan sama sekali tak disangka akan dilakukan oleh pria itu.
"Bisa kau memberiku kesempatan, Varry?"
"Kau sudah bukan bawahanku lagi. Tidak ada larangan bagi kita menjalin hubungan."
"Maksudku menjadi pasangan kekasih." Mach to the point saja. Enggan basa-basi.
Lalu, memandang serius ke Varryna guna tunjukkan seberapa besar kesungguhannya. Begitu pun Varryna yang tak melepas tatapan.
"Aku akan melindungimu dari mantan kekasihmu itu. Kau berhak bahagia, Varry. Aku akan memberi kau apa yang sepantasnya kau dapat."
………….
Varryna Meyer menaruh rasa lebih pada Mach Marton. Begitu pun pria itu yang memiliki ketertarikan lebih pada Varryna.
Namun, karena aturan perusahaan milik Mach yang melarang staf dan atasan terlibat hubungan asmara, maka mereka berdua tak bisa menjalin kasih.
Setelah, Varryna berhenti bekerja, Mach pun mulai memperjuangkan cintanya pada Varryna. Ia menggunakan kesempatan rasa dendam wanita itu pada Gabin Marton yang notabene adalah kakak sepupunya.
Mach menjanjikan kebahagiaan dalam pernikahan ditawarkan pada Varryna. Tentu, ia akan memberi bukti nyata. Tak hanya memikat dengan perhatian. Namun, juga kegiatan-kegiatan panas di ranjang untuk Varryna.