Shibata sendiri sangat menikmati momen-momen kehamilannya. Da rutin mengikuti kelas ibu hamil, bahkan bergaul dengan ibu-ibu muda lainnya. Shibata merasa hidupnya lebih bergairah. Namun, sejauh mana dia bisa mempertahankan kebohongannya itu? Lantas, bagaimana jika Shibata tidak lagi mengenali batas antara khayalan dan realitas yang mulai mengabur dalam dirinya?