Ekonomi Biru, pada prinsipnya, juga merepresentasi partisipasi warga lokal berupa penghidupan, serta kapitalisasi sumber daya alam, termasuk laut, yang terus lestari. Artinya, kampanye Ekonomi Biru memang tidak berdiri sendiri. Ia berkelindan dengan kepentingan masyarakat dan negara untuk dapat mengolah sumber daya alam yang ada, tanpa meninggalkan konservasi.
Poros Maritim Dunia dan Ekonomi Biru seperti dua katup yang komplemen ketika publik Indonesia semakin percaya diri pada kodrat kebaharian dan kemaritimannya. Indonesia sebagai negara Maritim membutuhkan Ekonomi Biru untuk mencapai kesejahteraan yang sesungguhnya dari sektor maritim.
Secara strategis, Poros Maritim Dunia yang dijalankan dengan Ekonomi Biru mustahil dapat terwujud tanpa hidrografi. Pembangunan infrastruktur, keselamatan dan navigasi laut, serta batas negara menjadi krusialperannya. Belum lagi, ketika bersinggungan dengan negara-negara lain ketika menjalankan eksplorasi sumber daya keelautan.
Buku Hidrografi Berbasis Ekonomi Biru banyak membicarakan persoalan masa depan kelautan Indonesia. Sepilihan esai ini mencoba mengurai banyak isu kelautan yang beririsan dengan Ekonomi Biru dan Hidrografi. Tak banyak buku yang membahas persoalan tersebut