Biografi Leonardo Da Vinci - Edisi Indonesia: Walter Isaacson

Berdasarkan ribuan halaman dari buku catatan menakjubkan Leonardo da Vinci dan penemuan-penemuan baru tentang kehidupan dan pekerjaannya, Walter Isaacson "dengan cekatan mengungkapkan Leonardo yang intim" ( San Francisco Chronicle ) dalam sebuah narasi yang menghubungkan seninya dengan sainsnya. Dia menunjukkan bagaimana kejeniusan Leonardo didasarkan pada keterampilan yang dapat kita tingkatkan dalam diri kita sendiri, seperti keingintahuan yang menggebu-gebu, pengamatan yang cermat, dan imajinasi yang begitu menyenangkan hingga menggoda fantasi.

Dia menghasilkan dua lukisan paling terkenal dalam sejarah, Perjamuan Terakhir dan Mona Lisa . Dengan hasrat yang terkadang menjadi obsesif, dia melakukan studi inovatif tentang anatomi, fosil, burung, jantung, mesin terbang, botani, geologi, dan persenjataan. Dia menjelajahi matematika optik, menunjukkan bagaimana sinar cahaya menyerang kornea, dan menghasilkan ilusi perubahan perspektif dalam The Last Supper . Kemampuannya untuk berdiri di persimpangan antara humaniora dan sains, yang menjadi ikon dengan gambarnya Manusia Vitruvian , menjadikannya jenius paling kreatif dalam sejarah.

Dalam "bercahaya" ( Binatang Harian ) Leonardo da Vinci, Isaacson menjelaskan bagaimana kegemaran Leonardo dalam menggabungkan berbagai hasrat tetap menjadi resep utama untuk kreativitas. Demikian pula, kemudahannya untuk menjadi sedikit tidak cocok: tidak sah, gay, vegetarian, kidal, mudah teralihkan, dan terkadang sesat. Hidupnya harus mengingatkan kita akan pentingnya menjadi imajinatif dan, seperti pemberontak berbakat di era mana pun, berpikir berbeda. Di sini, da Vinci “menjadi hidup dalam semua kecemerlangan dan keanehannya yang luar biasa dalam biografi baru Walter Isaacson yang ambisius… potret yang penuh semangat dan berwawasan” ( The Washington Post ).