Ekofenomenologi: Mengurai Disekuilibrium Relasi Manusia dengan Alam
Saras Dewi
mar. 2015 · Marjin Kiri
5,0star
8 umsagnirreport
Rafbók
172
Síður
reportEinkunnir og umsagnir eru ekki staðfestar Nánar
Um þessa rafbók
Gerakan ekologi dan etika lingkungan telah dengan tepat menunjukkan berbagai kerusakan alam dan kemerosotan lingkungan hidup akibat aktivitas-aktivitas manusia yang mengutamakan kepentingannya sendiri. Pandangan dunia yang antroposentrik dituding sebagai pangkal ketimpangan relasi antara manusia dengan alam sekitarnya.
Namun baik ekologi maupun etika lingkungan ditengarai masih terjebak dalam dikotomi antara ekosentrisme dengan antroposentrisme. Dikotomi ini membuat kedua gerakan tersebut kerap kesulitan dalam menjelaskan kepentingan manusia di dalam kerangka hidup bersama alam, misalnya dalam menjelaskan soal teknologi.
Dengan memakai pendekatan fenomenologi yang bersumber dari filsafat Husserl, Merleau-Ponty, dan Heidegger, buku ini hendak meneliti hubungan ontologis manusia dengan alam secara lebih mendalam dan radikal. Sebuah perangkat baru hendak dibangun guna memahami alam secara substansial, yang bukan sekadar gejala kerusakannya atau hal-hal lain yang bersifat deskriptif, statistik, maupun etis belaka.
Namun baik ekologi maupun etika lingkungan ditengarai masih terjebak dalam dikotomi antara ekosentrisme dengan antroposentrisme. Dikotomi ini membuat kedua gerakan tersebut kerap kesulitan dalam menjelaskan kepentingan manusia di dalam kerangka hidup bersama alam, misalnya dalam menjelaskan soal teknologi.
Dengan memakai pendekatan fenomenologi yang bersumber dari filsafat Husserl, Merleau-Ponty, dan Heidegger, buku ini hendak meneliti hubungan ontologis manusia dengan alam secara lebih mendalam dan radikal. Sebuah perangkat baru hendak dibangun guna memahami alam secara substansial, yang bukan sekadar gejala kerusakannya atau hal-hal lain yang bersifat deskriptif, statistik, maupun etis belaka.
Buku persembahan penerbit MarjinKiri
Einkunnir og umsagnir
5,0
8 umsagnir
Um höfundinn
Saras Dewi (1983) adalah penyair, penyanyi, dan pengajar di bidang filsafat khususnya filsafat lingkungan hidup, filsafat Timur, dan eksistensialisme. Pada 2002 merilis album Chrysan yang melejitkan singel “Lembayung Bali.” Beberapa bukunya yang telah terbit adalah buku puisi Jiwaputih (2005) dan filsafat populer Cinta Bukan Cokelat (2009). Ia juga kontributor buku Hak Asasi Manusia: Teori, Hukum, Kasus (2006). Artikel-artikelnya terbit di berbagai jurnal. Sebagai aktivis advokasi keadilan bagi perempuan dan penyelamatan lingkungan, saat ini ia sedang memperjuangkan keberlangsungan Teluk Benoa di Bali. Kesehariannya, di Universitas Indonesia ia mengemban jabatan fungsional sebagai Kepala Program Studi Filsafat periode 2011-2016.
Gefa þessari rafbók einkunn.
Segðu okkur hvað þér finnst.
Upplýsingar um lestur
Snjallsímar og spjaldtölvur
Settu upp forritið Google Play Books fyrir Android og iPad/iPhone. Það samstillist sjálfkrafa við reikninginn þinn og gerir þér kleift að lesa með eða án nettengingar hvar sem þú ert.
Fartölvur og tölvur
Hægt er að hlusta á hljóðbækur sem keyptar eru í Google Play í vafranum í tölvunni.
Lesbretti og önnur tæki
Til að lesa af lesbrettum eins og Kobo-lesbrettum þarftu að hlaða niður skrá og flytja hana yfir í tækið þitt. Fylgdu nákvæmum leiðbeiningum hjálparmiðstöðvar til að flytja skrár yfir í studd lesbretti.
