Menurut Holderlin, Hegel adalah orang dengan pemahaman yang kalem dan membosankan. Di kehidupan sehari-harinya, ia tidak menunjukkan impresi bahwa ia adalah orang yang sangat jenius. Ia sangat telaten, metodis, berjiwa sosial, dan teliti. Di satu sisi, ia adalah profesor universitas borjuis yang sebenar-benarnya, anak berharga dari seorang pegawai negeri yang baik. Di waktu yang sama, ia terinspirasi oleh visi mendalam dari pergerakan dan signifikansi kosmik, serta sejarah manusia, sampai pada titik di mana ia mencurahkan seluruh hidupnya. Ia mempersembahkan kepada manusia suatu gambaran alam semesta yang memukau dan paling megah dalam sejarah.
Walaupun benar bahwa Hegel menjadi seorang filsuf, bukan seorang teolog, filsafatnya selalu berbau teologi, dalam artian, materi subjeknya sama dengan materi subjek yang ada dalam teologi, khususnya Yang Mutlak atau, dalam bahasa relijius, Tuhan dan hubungan antara yang-terbatas dan yang-tak-terbatas.
Buku Seri Tokoh Filsafat diterjemahkan dari karya termasyhur Frederick Charles Copleston, seorang pendeta Yesuit Inggris, yang sebelumnya diterbitkan dalam sembilan jilid antara tahun 1946 dan 1975. Sebagaimana dicatat oleh The Encyclopedia Britannica, karya ini adalah “teks dasar pengantar filsafat untuk ribuan siswa universitas, khususnya dalam edisi paperback AS-nya.”