Sejak remaja Berta berpendapat bahwa selamanya ia tak butuh laki-laki, karena pengalaman hidupnya mengatakan jika laki-laki hanya mendatangkan kesusahan dan derita tiada akhir. Namun, pada akhirnya Berta harus menjilat ludahnya sendiri saat akhirnya ia jatuh cinta pada Satria yang hanya singgah dan menghilang begitu saja. Sekali lagi ia disakiti dan semakin tak ingin hidup dalam ikatan sah dengan lawan jenis hingga datang laki-laki yang lebih muda secara usia dan memberi keyakinan hidupnya tak akan rapuh lagi.