Hasil hutan bukan kayu (HHBK) memiliki nilai sosial dan ekonomi yang penting bagi masyarakat yang menggantungkan hidup mereka pada HHBK yang merupakan mata pencaharian utama masyarakat sekitar hutan. Disamping itu, dengan adanya kegiatan produksi dan pengolahan HHBK, maka dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang cukup besar sehingga dapat mengurangi angka pengangguran. Kebijakan dan strategi pemasaran HHBK harus mengutamakan pengembangan pemasaran dan pengembangan produk HHBK, dengan melaksanakan kebijakan: 1) Peningkatan kuantitas dan kualitas produksi HHBK; 2) Penguatan informasi pemasaran; 3) Peningkatan kualitas SDM petani melalui kegiatan pembinaan dan penyuluhan; 4) Peningkatan pemberian bantuan modal usaha; 5) Peningkatan kegiatan promosi pada tingkat provinsi dan nasional; 6) dan Penciptaan suatu mekanisme pengurusan izin yang mudah dan cepat.
Pemanfaatan hasil hutan bukan kayu haruslah menjadi inti dari pemanfaatan hasil hutan. Disamping dapat melestarikan hutan secara umum, pemanfaatan hasil hutan bukan kayu lebih diartikan sebagai pemanfaatan secara berkelanjutan dari hutan tanpa tegakannya atau memanfaatkan hasil sampingan dari pohon atau hasil hutan lainnya. Pemanfaatan hasil hutan bukan kayu dapat menjadi kegiatan pokok dari pemanfatan hasil hutan pada mekanisme pengelolaan hutan oleh masyarakat seperti hutan desa. Dalam pengelolaannya, hal utama yang harus diketahui adalah potensi dari hasil hutan bukan kayu yang terdapat pada suatu kawasan hutan.
Buku ini mengulas tentang potensi HHBK dalam wilayah SBB yang dapat dijadikan informasi dasar yang jika dikelola dengan baik dapat memberikan tambahan pendapatan bagi masyarakat serta menjadi salah satu sumber pendapatan daerah terutama yang berasal dari minyak Kayu Putih, Damar, Rotan, Bambu dan Nira.