"Apa kau sudah lebih baik?" tanya Fiona datar. Namun, lebih hangat dan lebih bersahabat daripada biasanya.
Frian mengangguk sedikit.
"Apa kau tidak mau pulang?"
"Temani aku lebih lama lagi," jawab Frian lirih tanpa menoleh dan Fiona pun hanya diam mengiyakan.
'Selalu saja, ia tak bisa menolak keinginan pria ini. Terpaksa maupun tidak terpaksa.'
Kesepakatan gila yang ditawarkan Frian padanya, sepertinya sangat berarti untuk pria itu. Haruskan ia menerimanya saja?
Toh dirinya juga butuh melaksanakan pembalasan dendam itu pada mamanya. Ia juga rela mengorbankan apapun demi balas dendam itu. Termasuk kehidupannya.