Fenomenologi Jiwa adalah salah satu teks paling berpengaruh dalam sejarah filsafat modern. Seperti Kant sebelumnya, Hegel menawarkan sebuah penjelasan sistematis tentang sifat pengetahuan, pengaruh masyarakat, dan sejarah terhadap klaim pengetahuan, dan karakter sosial dari manusia itu sendiri. Pemahaman baru yang berani tentang apa yang—setelah Hegel—disebut “subjektivita” muncul dalam karya ini dan sangat penting dalam pembentukan filsafat-filsafat selanjutnya, seperti eksistensialisme, Marxisme, dan pragmatisme Amerika, yang masing-masing bereaksi terhadap klaim-klaim radikal Hegel dengan cara-cara yang berbeda.
Buku ini merupakan karya Hegel yang paling cemerlang dan paling sulit. Dianggap yang paling cemerlang karena pada tingkat tertentu merupakan autobiografi pikiran Hegel, bukan catatan abstrak tentang evolusi logis, namun sejarah nyata dari pertumbuhan intelektual; yang paling sulit karena, alih-alih memperlakukan kebangkitan kecerdasan sebagai sebuah proses yang sepenuhnya subjektif, ia memperlihatkan kebangkitan ini diwujudkan dalam zaman sejarah, ciri-ciri nasional, bentuk-bentuk kebudayaan dan kepercayaan, serta sistem filsafat.
Georg Wilhelm Friedrich Hegel lahir di Stuttgart tahun 1770. Dia belajar di Stuttgart dan setelah lulus dari gim-nasium di sana, dia mulai belajar filsafat dan teologi di seminari di Tübingen. Setelah lulus dari seminari, Hegel menjadi tutor keluarga dan tahun 1800 bergabung dengan Schelling di Universitas Jena, di mana Schelling diang-kat menjadi profesor pada usia dua puluh tiga tahun. Hegel menjadi profesor di sana tahun 1805. Jena pada saat itu merupakan pusat filsa-fat utama di Jerman. Hegel telah terlibat dalam banyak tulisan teologis dan filosofis. Pada tahun 1806 menulis buku utamanya yang pertama, Fenomenologi Jiwa, di mana, di antara hal-hal lain, dia menunjukkan bagaimana berbagai pandangan dunia (misalnya, pandangan-pandang-an dari agama Kristen abad pertengahan dan Pencerahan) mengikuti satu sama lain dengan keharusan yang logis.
Hegel meninggalkan Jena ketika Napoleon merebut kota itu pada Oktober 1806. Dia kemudian mengedit sebuah surat kabar di Bamberg dan menjadi kepala sekolah di
gimnasium di Nuremberg. Selama pe-riode ini, dan setelahnya, dia menulis beberapa artikel tentang isu-isu terkini. Dia menikah di Nuremberg tahun 1811 dan tahun 1812 menerbitkan karya dasar pertama dalam sistem filsafatnya, The Science of Logic. Pada tahun 1816 dia menjadi profesor filsafat di Universitas Heidelberg dan memberikan kuliah di sana tentang seni dan sejarah filsafat (versi yang diterbitkan oleh teman dan muridnya setelah kematiannya akibat kolera tahun 1831) dan tentang logika dan hak alami. Dia menerbitkan Encyclopedia of the Philosophical Sciences tahun 1817, di mana dia menguraikan sistemnya yang lengkap. Tahun 1818, dia diangkat sebagai profesor filsafat di Universitas Berlin, yang saat itu merupakan universitas terkemuka di dunia berbahasa Jerman, dan menerbitkan Filsafat Hak tahun 1821. Di Berlin, pengaruhnya sangat besar di semua bidang dan dia secara umum dianggap sebagai pemikir terkemuka pada masanya. Selain bidang-bidang yang telah kami sebutkan, dia juga memberikan kuliah tentang filsafat agama dan filsafat sejarah, yang versinya juga diterbitkan oleh teman-teman dan murid-muridnya setelah kematiannya.
Selama satu generasi setelah kematian Hegel, dia tetap menjadi tokoh yang dominan karena berbagai reformasi politik dan gerakan akademis mengambil ukuran dari karyanya bahkan (seperti dalam kasus Karl Marx) menentangnya. Karyanya menjadi pusat pemikiran Inggris hingga akhir abad ke-19 dan juga penting di antara para guru politik progresif Amerika.
(Dikutip dari pengantar Leo Rauch dalam terjemahannya atas buku Pengantar Filsafat Sejarah, London, 1988.)