Meutia coba meneguhkan diri dalam menghadapi dunia yang mengerikan itu. Beribu persoalan terbentang luas di depan matanya. Walau terpukul dan terguncang, dia tetap menjalani kehidupan yang wajar. Memang ada sisi tersembunyi darinya sebagai terapi yang membuatnya tidak menjadi gila. Orang-orang melihatnya tidak wajar. Namun, Meutia tidak ambil pusing. Dia mengalihkan semua beban masalahnya dengan menulis surat setiap malam. Surrat-surat itu dikirimnya kepada Tuhan.
Apa isi surat yang dituliskan Meutia? Bagaimana cara gadis itu mengirimkannya? Bagaimana sikap orang-orang terdekat yang mengetahui kelakuan ganjilnya? Siapakah lelaki yang siap mendampingi dan mengobati luka-luka hatinya? Ini adalah kisah yang sangat menyentuh di sebuah tanah yang dipenuhi konflik dan keputusasaan.
Pengantar
Novel ini adalah salah satu karya Arafat Nur di awal kepenulisannya yang sengaja diperuntukkan bagi pembaca remaja, pelajar, dan anak-anak pesantren, yang oleh pengamat dianggap sebagai novel remaja paling bermutu dan mendidik. Selain mengandung pesan moral, juga sarat nilai sejarah, filsafat, teologi, dan kearifan lokal.