Gagaklodra yang dikaji cukup mendalam di buku ini memperlihatkan, meski bukan berasal dari Makassar, betapa kota Makassar & Sulawesi mempunyai sejarah panjang dalam peradaban lokal, internasional dan bahkan kosmopolitan sangat memengaruhi Tionghoa Peranakan NCS untuk melahirkan Gagaklodra. NCS yang merupakan peranakan Tionghoa, telah menunjukkan cara hidup ber(se)sama dengan “bahasa bersama” dan tinggal dalam “masyarakat plural” seperti di Hindia Belanda dan/atau Indonesia masa kini. Karena sulit untuk dibantah bahwa pengalaman hidup ber(se)sama yang masih rawan dan rapuh dengan segala kesenjangan antar golongan SARA perlu selalu diwaspadai dengan amat jeli agar tidak mudah jatuh dalam bujuk rayu kuasa primordialisme kesukuan dan dinastik, apalagi sakralitas keagamaan dan mitologi mula jadi alam semesta. Semoga, melalui buku ini, para pembaca budiman semakin mampu berperan dalam strategi kebudayaan sastra (komik) yang revolusioner, nasionalis dan kosmopolitan, khususnya di Makassar. [AWAL KATA-KATA]
Heri Kusuma Tarupay, penulis tesis dengan fokus kajiannya yaitu masyarakat Cina di Indonesia, di program Magister Ilmu Religi dan Budaya, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.