Ghirah atau cemburu ada dua maca, pertama terhadap perempuan dan kedua terhadap agama. Jika adik perempuanmu diganggu orang lain, lalu orang itu kamu pukul, pertanda padamu masih ada ghirah. Jika agamamu, nabimu, dan kitabmu dihina, kamu berdiam diri saja, jelaslah ghirah telah hilang dari dirimu.
Jika ghirah atau siri, dalam bahasa Bugis, Makasar, Mandar, dan Toraja, tidak dimiliki lagi oleh bangsa Indonesia, niscaya bangsa ini akan mudah dijajah oleh asing dalam segala sisi. Jika ghirah telah hilang dSNari hati, gantinya hanya satu yaitu kain kafan tiga lapis. Sebab kehilangan ghirah sama dengan mati.
[Gema Insani] [Buya Hamka] [Hamka]
Prof.┬аDR.┬аH.┬аAbdul Malik Karim Amrullah┬аgelar┬аDatuk Indomo, pemilik┬аnama pena┬аHamka┬а(lahir di┬аNagari Sungai Batang,┬аTanjung Raya,┬аKabupaten Agam,┬аSumatra Barat,┬а17 Februari┬а1908┬атАУ┬аmeninggal di┬аJakarta,┬а24 Juli┬а1981┬аpada umur 73 tahun) adalah seorang ulama dan sastrawan Indonesia. Ia melewatkan waktunya sebagai wartawan, penulis, dan pengajar. Ia terjun dalam politik melalui┬аMasyumi┬аsampai partai tersebut dibubarkan, menjabat┬аKetua Majelis Ulama Indonesia┬а(MUI) pertama, dan aktif dalam┬аMuhammadiyahsampai akhir hayatnya.┬аUniversitas al-Azhar┬аdan┬аUniversitas Nasional Malaysia┬аmenganugerahkannya gelar doktor kehormatan, sementara┬аUniversitas Moestopo, Jakarta┬аmengukuhkan Hamka sebagai guru besar. Namanya disematkan untuk┬аUniversitas Hamkamilik Muhammadiyah dan masuk dalam┬аdaftar Pahlawan Nasional Indonesia.
Seorang otodidak dalam berbagai bidang ilmu, Hamka tercatat sebagai penulis Islam paling prolifik dalam sejarah modern Indonesia. Karya-karyanya mengalami cetak ulang berkali-kali dan banyak dikaji oleh peneliti Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Tulisannya telah menghiasi berbagai macam majalah dan surat kabar.┬аYunan Nasution┬аmencatat, dalam jarak waktu kurang lebih 57 tahun, Hamka melahirkan 84 judul buku. Minatnya akan bahasa banyak tertuang dalam karya-karyanya.┬аDi Bawah Lindungan Ka'bah,┬аTenggelamnya Kapal Van Der Wijck, dan┬аMerantau ke Deli┬аyang terbit di Medan melambungkan nama Hamka sebagai sastrawan. Ketiganya bermula dari cerita bersambung yang diterbitkan oleh majalah┬аPedoman Masyarakat.┬аSelain itu, Hamka meninggalkan karya tulis yang menyangkut tentang sejarah, budaya, dan bidang-bidang kajian Islam.