" Adat istiadat di waktu itu tiada membolehkan perempuan berpelajaran di luar rumah, menduduki jabatan di dalam masyarakat. Perempuan haruslah takluk semata mata, tiada boleh mempunyai kemauan. Perempuan itu hendaklah bersedia sedia untuk dikawinkan dengan pilihan orang tuanya. Perkawinan, cuma itulah cita cita yang boleh diangan angankan oleh anak gadis. Cuma itulah pelabuhan yang boleh ditujunya. "Selama ini hanya satu jalan terbuka bagi gadis Bumiputra akan menempuh hidup, ialah kawin. (Surat Kepada Nona Zeehandelaar, 23 Agustus, 1990). Dapatlah kita mengerti bahwa kaum laki laki lebih mudah menaklukannya lagi. Cobalah misalkan kapal yamg cuma satu saja pelabuhan yang boleh ditujunya. Bukankah orang yang mempunyai pelabuhan itu dengan mudah saja dapat berlaku lalim kepadanya?
Skönlitteratur och litteratur