Dalam gelombang besar menuju Negara Maritim, hidograf memiliki arti yang sangat penting. Karena, tanpa peta laut, mustahil Poros Maritim Dunia dapat diwujudkan. Hidrograf menjadi pijakan utama dalam pengambilan kebijakan kemaritiman nasional. Indonesia membutuhkan SDM hidrograf dengan kualifikasi internasional (World Class Hydrographer).
Pendidikan Spesialisasi Hidrograf dan Oseanografi (Dikspespa Hidros) oleh Pusat Pendidikan Hidrograf dan oseanografi TNI AL (Pusdikhidrosal) mendidik peserta didik untuk memiliki profesionalisme matra laut serta mampu merencanakan dan melaksanakan survei pemetaan hidrograf dan oseanograf.
Dibutuhkan evaluasi untuk mengetahui efektivitas, tingkat capaian kinerja penyelenggara, dan permasalaham yang terjadi. Penulis menggunakan metode penelitian evaluasi program atau kebijakan dengan pendekatan model evaluasi Krikpatrick yang terdiri dsri empat tahap, yakni Reaction, Learning, Behavior, dan Result.
Model tersebut memberikan informasi tentang efektivitas program Dikspespa Hidros yang lebih luas, mulai dsri pelaksanaan program hingga pada level dampak dari program terhadap organisasi. Tidak hanya menggambarkan output produknya, tetapi juga memberikan data mengenai dampak Dikspespa Hidros terhadap kinerja dan besar pengaruhnya terhadap satuan kerja peserta didik