Selain itu, pendidikan dalam praktek pembebasan, dalam kajian ini dimaknai membebaskan pendidik, bukan hanya terdidik saja, dari perbudakan ganda berupa kebisuan dan monolog. Kedua-duanya dibebaskan ketika mereka mulai belajar, yang satu mulai menganggap diri cukup berharga biarpun buta huruf, miskin, dan tidak menguasai teknologi, dan yang lain belajar berdialog meski masih saja dibayang-bayangi oleh peranan pendidik yang serba tahu.
Intinya, pendidikan yang membebaskan dan memanusiakan merupakan proses dimana pendidik mengkondisikan peserta didik untuk mengenal dan mengungkap kehidupan yang senyatanya secara kritis; pendidikan yang membebaskan tidak dapat direduksi menjadi sekedar usaha guru untuk memaksakan kebebasan pada peserta didik. Dalam konteks pendidikan humanis, buku ini merangkum setidaknya pada beberapa aspek penting yang menjadi inti dari komponen pendidikan, yaitu: tujuan pokok pendidikan, metode pendidikan yang lebih manusiawi, kebebasan dan pembebasan peserta didik dari “hegemoni” guru, serta konsep guru yang didefinisikan ulang dalam nalar kemanusiaan.
Hepi Ikmal dilahirkan pada tanggal 23 Desember 1988 di Kabupaten Lamongan, Dari pasangan orang tua Bapak Lasim dan Ibu Juwariyah. Perjalanan pendidikan ‘arek ndeso’ ini diawali dari MI Babussalam Sepat (1995-2001), MTs Assa’adah Gempoltukmloko (2001-2003), MAN 1 Gresik (2003-2006). Setamat Aliyah, kemudian melanjutkan di Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya (2007-2011), Program Pascasarjana ditempuh di kampus yang sama (2012-2015). Adapun pendidikan non formalnya beliau belajar di Pondok Pesantren Zainal Abidin Bungah Gresik (2003-2006), dan di Pondok Pesantren Al Jihad Surabaya (2006-2008).
Kini, ia aktif mengabdikan diri sebagai dosen di Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Islam Lamongan yang konsern di bidang Pengembangan Kurikulum, Perencanaan Pembelajaran, Media Pembelajaran dan ICT Pembelajaran. Sejak 2019, Ia tercatat menerima Beasiswa 5000 Doktor, Kemenag RI, dan kini ini tengah fokus menyelesaikan disertasinya.
Buku ini merupakan buku ketiga yang pernah ia tulis. Dua di antaranya, Pengembangan Kurikulum: Teori dan Aplikasi (2018), Dakwah dan Media Sosial (Kajian Sosiologis Paham Keagamaan Masyarakat Digital atas Dakwah Ustadz Abdul Somad) (2019). Saat ini ia juga menyiapkan buku Blended Learning Sebagai Model Pembelajaran Di Tengah Pandemi.
Di tengah-tengah profesinya sebagai akademisi, ia juga aktif di beberapa organisasi antara lain, Pembina Gerakan Ansor Kecamatan Sarirejo. Wakil Ketua Lakpesdam PCNU Lamongan. Bendahara Majlis Alumni IPNU-IPPNU Kecamatan Sarirejo, dan Mengabdikan diri sebagai Sekretaris Takmir Masjid Al Mu’minun Sepat.