Kesusastraan Bali, meskipun adalah campuran dari berbagai kebijaksanaan dari amsa ke masa yang dibawa oleh berbagai kebudayaan yang pernah singgah dan berkembang di Bali, memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri. Keunikan dan ciri khas itu terungkap dalam kajian hermeneutika yang lebih mendalam.
Anak Agung Gde Oka Widana lahir di Gianyar, tanggal 22 April 1990. Setelah menyelesaikan studi jenjang Pendidikan menengah atas, penulis melanjutkan studi ke S1 Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar (sekarang Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa) dengan mengambil jurusan Pendidikan Agama Hindu, guna mewujudkan mimpi untuk menjadi seorang Guru. Setelah menamatkan diri pada jenjang S1 pada tahun 2012, penulis masih belum yakin akan kemampuan diri, sehingga memutuskan untuk melanjutkan Pendidikan ke jenjang S2 di kampus yang sama, hingga lulus pada tahun 2015.
Selama melakoni dunia perkuliahan dan atas dorongan dan motivasi dari para sahabat, penulis mencoba memberanikan diri untuk mengembangkan hoby lama yaitu membaca dan mengimplementasikannya kedalam dunia kesusastraan sebagai penulis lepas pada sebuah majalah Hindu di Bali dari tahun 2014. Pena dan catatan kecil adalah sahabat penulis yang paling setia dalam mendampingi Penulis belajar menuangkan segala ide, kritik, kesan, pesan dan juga harapan kedalam artikel-artikel bernuansa agama, dengan niatan untuk berbagi segala pengetahuan kepada masyarakat. Beberapa artikel yang telah penulis susun dan ter-publish, diantaranya; (1) Bhakti Bhakta yang me-Bhukti; (2) Bijak itu Bajik; (3) Jagadhita atau Jagadbhuta; (4) Galungan-Kemenangan Besar atau Kemenangan Bazar; (5) Tergusur Sekala & Niskala; (6) Tutur Ayu; (7) Niskala Menggugat; (8) Ideologi Seksualitas; (9) Tattwa Wijayakusuma; (10) Spiritual Care yang Terlupakan; (11) Kala Lintang Luntang-Lantung; (12) Egosentrisme Priyayi; (13) Jabat Tangan Era Kaliyuga; (14) Ngebug Grubug; dan masih banyak lagi yang lainnya, yang tentunya tidak bisa penulis sampaikan semuanya.
Sebagai seorang pribadi desa yang minder (introvert) dikarenakan kekurangan fisik (kesehatan) yang dimiliki, penulis bersama seorang sahabat dari Malang mencoba memberanikan diri mengelilingi kota Denpasar untuk memasukkan sejumlah lamaran ke sekolah-sekolah (SD-SMA/SMK), hingga sampai ke perguruan tinggi Kesehatan dan diterima untuk menjadi tenaga pendidik (dosen) bidang MKDU (mata Kuliah Dasar Umum) pada akhir tahun 2015 hingga sekarang.