ÒLatar belakang kultur santri Hilmi membuatnya menghadirkan para tokoh dengan cara berbeda. Ia tidak melihat realitas secara hitam-putih, segalanya sangat bergantung dari kacamata mana kita memandangnya. Benar bahwa ajaran dan norma menjadi pengikat hidup manusia agar menjadi makhluk beradab, tetapi di sisi lain ada orang-orang yang terseret melakukan sesuatu yang tidak normatif, karena didorong keadaaan.... Di situlah, Hilmi Faiq berjalan seiring dengan pengarang-pengarang besar, seperti Iwan Simatupang, Putu Wijaya, Ahmad Tohari, Budi Darma, dan Seno Gumira Ajidarma.Ó ÑPutu Fajar Arcana, penulis dan kurator cerpen Kompas ÒCerita-cerita ini berhasil membawa saya masuk ke situasi yang tidak terduga, seperti lucu, sedih, haru, khawatir, dan beragam rasa dari sudut pandang yang menarik. Menyenangkan sekali!Ó ÑMarchella FP, penulis Nanti Kita Cerita tentang Hari Ini. ÒBerbagai kisah yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Diangkat secara lugas tetapi tak terduga, menyadarkan bahwa hidup tak satu warna saja. Alurnya membuat kita larut dalam cerita. Dalam setiap cerita pendeknya, terselip pesan positif yang membuat saya berulang kali bergumam sambil tersenyum, ÔWah, bener banget ini!Õ Sederhana tetapi dalam maknanya.Ó ÑFia, vokalis dan gitaris Riuh Sunyi