Puisi benar-benar potret dari ungkapan perasaan penyairnya. Ungkapan rasa ketika penyair mendapat sentuhan kalbu menjalankan tugas sebagai pengawas ujian mengawali lembar-lembar awal serakan antologi ini. Lembaran selanjutnya secara bergantian menyeruak pengalaman-pengalaman batin yang menggetarkan hati sang penyair. Bahkan salah satu atau dua judul puisi ini sempat memotret pengalaman jiwa penyair yang kelihatannya sepele: menang undian.