Penulis (Idik Saeful Bahri) mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas kegagalan dalam penerbitan buku silsilah keluarga Kiai Ending Zahidi. Kesibukan dalam menghadapi kehidupan di tanah perantauan, membuat buku ini harus mandeg bertahun-tahun lamanya. Namun, penulis tetap tidak pernah melupakan untuk merampungkannya.
Salah satu alasan lain kenapa penulis tidak merampungkan buku ini di tahun-tahun sebelumnya, karena penulis menginginkan silsilah keluarga Kiai Ending Zahidi ini dimuat bersamaan dengan target penulis menyusun buku tentang Eyang Hasan Maolani. Di tahun 2013 hingga sekitaran tahun 2018, catatan-catatan dan hasil penelitian tentang Eyang Hasan Maolani masih sangat minim sekali, sehingga rencana penulisan buku tentang Eyang Hasan Maolani juga gagal diwujudkan, yang implikasinya penulisan silsilah keluarga Kiai Ending Zahidi juga tidak terlaksana.
Namun di tahun 2022, tepatnya saat perayaan hari raya Idul Fitri, keluarga besar Kiai Ending Zahidi berhasil dikumpulkan dalam acara sarasehan yang diselenggarakan di rumah kediaman mbah di Dusun Wage, Desa Lengkong. Keberhasilan mengumpulkan para keturunan Kiai Ending Zahidi ini menjadi pemacu penulis untuk merampungkan buku silsilah ini.
Istilah penyebutan di dalam buku ini penulis bagi menjadi 2, yaitu “penulis” dan “kami”. Istilah “penulis” merujuk kepada Idik Saeful Bahri sebagai orang yang menulis langsung buku ini, sementara istilah “kami” merujuk kepada Kiai Dadang Hidayat sebagai inisiator, Kiai Oban Abdul Bari sebagai fasilitator, Rini Herawati sebagai fasilitator, dan Idik Saeful Bahri sebagai penulis dan inisiator.
Kami mengharapkan semoga buku ini bisa bermanfaat, utamanya bagi setiap insan keturunan Kiai Ending Zahidi dan Nyai Encum dimanapun berada. Pembaca sekalian diperbolehkan untuk menggandakan dan menyebarluaskan buku ini tanpa meminta izin terlebih dahulu kepada kami, karena buku ini kami wujudkan sebagai rasa bakti terhadap keluarga.
Idik Saeful Bahri, putra ke-4 dari pasangan Kiai H. Ero Sutara dan Nyai Hj. Anah Nurlaenah. Lahir di Kuningan pada tanggal 13 Februari 1994. Idik Saeful Bahri menuntaskan jenjang pendidikan Strata Satu dalam bidang Ilmu Hukum di Universitas Islam Negeri Yogyakarta dan lulus pendidikan Strata Dua dalam bidang yang sama di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Keduanya lulus dengan predikat Cum Laude.
Idik Saeful Bahri mulai aktif membahas dan membukukan silsilah Kiai Ending Zahidi dengan menuliskannya menjadi lebih runtut dan rapi.
Kiai Dadang Hidayat adalah putra dari pasangan Kiai Ending Zahidi dan Nyai Encum. Memiliki tiga orang anak, yaitu M. Abdul Aziz, Nada, dan Fahmi.
Kiai Dadang Hidayat adalah orang yang paling berjasa dalam mengurutkan dan menguraikan silsilah keluarga besar Kiai Ending Zahidi. Beliau mulai melakukan penelusuran nasab di sekitaran tahun 2013 hingga tahun 2014. Nasab keluarga Kiai Ending Zahidi yang ada dalam buku ini merupakan hasil kontribusinya.
Kiai Oban Abdul Bari, putra dari pasangan Kiai Ending Zahidi dan Nyai Encum. Menikah dengan Nyai Iis Istiharoh dan dikaruniai 2 orang anak, yaitu Naila dan Najwa.
Kiai Oban Abdul Bari menjadi fasilitator dalam pembukuan dan pengumpulan silsilah keluarga besar Kiai Ending Zahidi, lebih khusus di bagian silsilah anak, cucu, dan cicit dari Kiai Ending Zahidi.
Rini Herawati, putri dari pasangan Kiai H. Ero Sutara dan Nyai Hj. Anah Nurlaenah. Menikah dengan Hendra Nugraha dan dikaruniai 3 orang anak, yaitu Ilham, Dhifa, dan Hasbi.
Sama seperti Kiai Oban Abdul Bari, Rini Herawati merupakan fasilitator dalam pembukuan dan pengumpulan nasab keluarga besar Kiai Ending Zahidi, khususnya dari garis anak, cucu, hingga cicit.