Ifigenia di Semenanjung Tauris

Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Libro electrónico
160
Páxinas
As valoracións e as recensións non están verificadas  Máis información

Acerca deste libro electrónico

Di Pelabuhan Aulis Raja Agamenon bersama seluruh bala tentara Yunani sudah lama menunggu angin baik untuk berlayar ke Troya. Namun, tidak ada angin yang berembus ke arah Troya. Pendeta kerajaan menerangkan bahwa dewi Diana murka dan menahan angin sebab Agamemnon telah menghinanya. Guna menebus kesalahannya, raja itu harus mengurbankan putri kesayanganya, yaitu Ifigenia. Bagaimana nasib Ifigenia?

Acerca do autor

Elisabeth Korah-Go sejak usia belia telah diminta menerjemah untuk kalangan dekatnya, a.l. karena berbakat mengarang, dan juga karena menguasai bahasa Indonesia, Belanda, dan Inggris. Setamat SMA, pada tahun 1961 ia mulai menuntut ilmu di Fakultas Sastra Universitas Indonesia (FSUI), Jurusan Bahasa dan Sastra Jerman. Segera setelah bakat menerjemahnya diketahui, Dr. Kurt Merkel-waktu itu pengelola Jurusan Jerman FSUI-pada tahun berikutnya memperbantukannya sebagai asisten dalam mata kuliah “Terjemahan”. Selanjutnya, asistensi dan kegiatan menerjemah yang masih berdasarkan bakat alami mendapat dukungan besar dari Ulrike Freifrau von Mengden (ketika itu dosen mata kuliah “Terjemahan Jerman-Indonesia”) dan almarhum H. B. Jassin (selain terkenal sebagai kritikus sastra dan penerjemah, ketika itu juga dosen Jurusan Belanda FSUI dan anggota dewan redaksi majalah sastra HORISON).

Pengenalan menerjemah sebagai ilmu pengetahuan mandiri, pertama-tama diperoleh dari Professor Dr. Maurits Simatupang (dosen Jurusan Inggris FSUI) yang sepulang dari A.S. memperkenalkan teori terjemahan E.A. Nida; pemabaman teori terjemaban” kemudian dikembangkan di bawah bimbingan alm. Romo A. Schnijder O.P.M. (Lembaga Liturgi Indonesia).

Seminar Penerjemahan besar-besaran yang diadakan Erasmus Huis di awal tahun 80-an membawanya pada diskusi selama bertahun-tahun dengan dua penerjemah ulung, yaitu alm. H. B. Jassin dan alm. Romo Dick Hartoko S. Y.. juga dengan Sutan Takdir Alisyahbana-sastrawan/budayawan yang demi pencerdasan bangsa mencita-citakan proyek penerjemahan nasionaI di segala bidang ilmu. Semua hal ini membawa hikmah luar biasa bagi Korah-Go.

Pada tahun 1985 Korah-Go berkesempatan meningkatkan penguasaan Translation Theory pada National Resource Center for Translation and Interpretation, State University of New York (SUNY) di Binghamton. U.S.A.. yang dipimpin Pro-fessor M. G. Rose, Ph.D. (professor of Compara-tive Literature). Ketika itu lembaga ini terutama menekuni konsep-konsep ilmiah meaning-based “translation (bandingkan Larson. 1984).

Sekembali di tanah air. Dr. Michael Blank (mantan lektor DAAD) memperkenalkan konsep-konsep funktionelles Ubersetzen (“penerjemahan fungsional”) yang terutama dikembangkan oleh para pakar translatologi di Jerman (Katharina Reiss dan Hans J. Vermeer, juga Paul Kussmaul, dan Christiane Nord). Keterlibatan dalam rangkaian seminar dan lokakarya Professor Dr. H. J. Vermeer dan Professor Dr. C. Nord (di Jakarta dan Bandung) membawa pengaruh yang sangat menentukan. Sampai sekarang kegiatan utama Korah-Go ialah mengajar dan menerjemah. Selain telah mengajar mata kuliah “Terjemahan Jerman-Indonesia” I-IV, sejak tahun 1986

Korah-Go mengajar Teori Terjemahan IIII, Masalah Terjemahan IIII, dan mulai tahun 2001 “Kapita Selekta Translatologi” pada Pro-gram Studi Jerman FSUI. Secara pribadi, Korah-Go lebih suka menerjemah teks-teks Jerman (baik rekaan maupun bukan-rekaan) yang relevan untuk Indonesia, atau yang berhubungan dengan Indonesia.

Pada tahun 1999, E. Korah-Go telah memenangkan sebuah Hadiah I untuk penerjemahan drama Iphigenie auf Tauris dalam “Lomba Penerjemahan Karya Goethe”; mahakarya kemanusiaan ini diterjemahkannya sebagai unjuk tenggang rasa dan dukungan kepada para pengungsi dan perantau di seluruh donia.

Dalam tahun 2001 dimenangkannya pula Hadiah I untuk terjemahan “Der weite Rock” (“Rok yang Lebar”)-yaitu bab pertama dari Die Blechtrommel (“Genderang Kaleng”) karya Günter Grass, sastrawan Jerman yang pada tahun 1999 memenangkan Hadiah Nobel untuk Kesusastraan.

Valora este libro electrónico

Dános a túa opinión.

Información de lectura

Smartphones e tabletas
Instala a aplicación Google Play Libros para Android e iPad/iPhone. Sincronízase automaticamente coa túa conta e permíteche ler contido en liña ou sen conexión desde calquera lugar.
Portátiles e ordenadores de escritorio
Podes escoitar os audiolibros comprados en Google Play a través do navegador web do ordenador.
Lectores de libros electrónicos e outros dispositivos
Para ler contido en dispositivos de tinta electrónica, como os lectores de libros electrónicos Kobo, é necesario descargar un ficheiro e transferilo ao dispositivo. Sigue as instrucións detalladas do Centro de Axuda para transferir ficheiros a lectores electrónicos admitidos.