Dalam realitas, secara formal di Jawa sekarang, 90 persen lebih beragama monoteisme. Tetapi mereka tetap tidak melupakan praktik hidup agama (kepercayaan), animisme (dinamisme), dan monisme (panteisme). Praktik itu telah bercampur-baur sedemikian rupa, yang oleh para ahli teologi dinamakan sinkretisme-Jawa. Meski demikian, toleransi antar-agama (kepercayaan) di Jawa tetap berlangsung karena di masing-masing pandangan ketuhanan itu terdapat beberapa kesamaan teologi, meski juga tidak dapat disangkal bahwa ketiganya itu juga menyumbangkan perbedaan-perbedaan substansial.
Ignas Gatut Saksono lahir di Semarang. Pada tahun ia 1975 menyelesaikan Sarjana Muda di Sekolah Tinggi Kateketik Prajnawidya (sekarang menjadi Program Studi Pendidikan Agama Katolik Fakultas Pendidikan Universitas Sanata Dharma) Yogyakarta. Setelah mengajar lima tahun di beberapa SMP Katolik di Jakarta, ia masuk Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara pada 1981 dan selesai pada 1986. Gatut Saksono pernah bekerja sebagai editor dan penerjemah di Pustaka SH Jakarta 1981 sampai dengan 1987 dan juga sebagai dosen mata kuliah Pancasila di AKS Tarakanita Yogyakarta dan Universitas 17 Agustus 1945 di Jakarta. Dalam berorganisasi, ia pernah menjadi salah satu Ketua DPP Gerakan Rakyat Marhaen (GRM). Ia pernah juga menjadi kolumnis di beberapa media, baik di Jakarta maupun Yogyakarta. Hingga 2007, ia bekerja sebagai koresponden Kantor Berita Katolik Asia untuk Yogyakarta dan Jawa Tengah. Sejak 2009 ia terdaftar sebagai anggota aktif Komite Rekonstruksi Pendidikan Yogyakarta. Ada banyak buku yang pernah ia tulis, terjemahkan, sadur, dan sunting, di antaranya adalah: Pancasila Soekarno (Ideologi Alternatif Terhadap Globalisasi dan Syariat Islam), 2007, Marhaenisme Bung Karno (Marxisme ala Indonesia), 2008, Mencari Pesugihan 2009, Dialog Wacana Syariat Islam, Sumbangan Pikiran Orang Kristiani, 2009, Tantangan Pendidik(an), Menjawab Problem Bangsa, 2010, Terbelahnya Kepribadian Orang Jawa, 2011, Faham Keselamatan dalam Budaya Jawa 2012, Sosialisme Sukarno Sumber Ekonomi Kerakyatan, 2014, dan masih banyak lagi.